Tanya Jawab : Sukses ASI Eksklusif
Breastfeeding for 1st Timer Mom
ASI Eksklusif wajib diberikan kepada bayi sejak usia 0 bulan hingga 6 bulan. Pada saat pemberian ASI, Ibu harus tahu bagaimana posisi yang tepat saat menyusui agar bayi merasa nyaman. Namun, terkadang timbul masalah saat menyusui, seperti puting lecet atau ASI tidak keluar. Hal ini tentu membuat Ibu khawatir bila tidak dapat menyusui si Kecil dengan maksimal. Simak penjelasan dokter spesialis anak seputar pemberian ASI pada ibu yang baru pertama kali menyusui.
1. Apa saja manfaat pemberian ASI pada Ibu dan anak?
ASI mengandung bahan-bahan yang sangat mudah dicerna dan diserap oleh bayi, bahkan bayi prematur sekalipun. Zat-zat yang terkandung dalam ASI sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan, terutama dalam masa emas 2 tahun pertama kehidupan seorang anak. Adanya antibodi (zat kekebalan tubuh) juga tidak dapat ditemukan pada makanan manapun selain ASI, sehingga bayi yang mendapatkan ASI eksklusif terbukti lebih kebal terhadap penyakit menular.
Bagi Ibu, menyusui juga memberikan beberapa keuntungan, yaitu dapat mencegah perdarahan setelah persalinan, mempercepat mengecilnya rahim, menunda masa subur, mengurangi anemia, mencegah kanker ovarium dan kanker payudara, serta sebagai metoda keluarga berencana sementara. Proses menyusui juga mempererat hubungan batin antara ibu dan anak yang tentu menjadi dambaan setiap orangtua.
Bagi keluarga, pemberian ASI ekslusif tentu lebih ekonomis karena tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh nutrisi terbaik bagi bayi. Ditambah lagi, proses menyusui tidak membutuhkan persiapan alat-alat khusus sehingga lebih efisien dan juga mengurangi risiko infeksi akibat penyiapan susu yang kurang higienis.
2. Bagaimana posisi menyusui yang tepat pada bayi?
Carilah posisi menyusui yang paling nyaman untuk ibu. Dekap bayi sedekat mungkin dan hadapkan bayi ke payudara ibu dengan posisi badan yang lurus. Hendaknya seluruh badan bayi menghadap ke dada dan perut ibu; bukan hanya wajahnya saja. Telinga bayi akan tampak sejajar dengan bahu dan hidung mendekat ke payudara. Rangsang refleks hisap bayi dengan menyentuh sudut bibirnya. Saat mulut bayi terbuka lebar, masukkan area kehitaman di sekitar puting (areola) sebanyak-banyaknya ke dalam mulut bayi. Perlekatan yang baik akan terjadi bila mulut bayi terbuka lebar dengan bibir atas dan bawah terlipat keluar (Lihat Gambar). Bayi dikatakan menyusu efektif bila ia menghisap perlahan, pipi membulat, dan sesekali berhenti untuk menelan ASI.
3. Apa saja penyebab dan masalah yang timbul saat menyusui?
1. Puting susu ‘terbenam’
Solusi: Usai bersalin, tariklah puting perlahan-lahan agar dapat menonjol. Selanjutnya, lakukanlah kegiatan ini minimal dua kali sehari selama lima menit. Anda juga bisa menggunakan pompa susu agar puting dapat menonjol.
2. Puting lecet
Solusi: Keluhan ini sering disebabkan posisi menyusui atau cara mengisap yang salah. Maka itu, mulailah menyusui dengan payudara atau puting tidak sakit. Selain itu, Anda bisa susui bayi sebelum ia lapar agar mengisapnya tidak terlalu kuat. Pada waktu menyusui, mulut bayi sebaiknya menutupi sebagian besar lingkaran di sekitar puting (areola). Bila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu, segera periksa ke dokter.
3. Payudara nyeri dan membengkak
Solusi: Seringkali terjadi pada hari ke-3 atau ke-4 sehabis melahirkan. Hal ini terjadi karena ASI yang dihasilkan lebih banyak daripada yang diisap bayi. Untuk mengurangi rasa nyeri, susui bayi sesering mungkin atau tanpa dijadwal. Atau, keluarkan sedikit ASI dengan tangan agar payudara menjadi lunak. Selain itu, kompres payudara dengan lap hangat. Dan, lakukan pemijatan perlahan-lahan mulai dari puting ke arah pangkal.
4.Makanan atau minuman apa saja yang dapat melancarkan ASI?
Produksi ASI ditentukan oleh seringnya ibu menyusui atau memerah, ditambah dengan pikiran positif ibu bahwa ASI-nya cukup. Makanan ibu menyusui secara umum sama dengan menu makanan keluarga. Makan beragam bahan makanan bergizi seimbang yang tersedia dan terjangkau di lingkungan sekitar ibu untuk memenuhi kebutuhan tubuh ibu juga memproduksi ASI bagi bayi. Pastikan bergizi seimbang dan jaga kebersihannya. Jangan lupa minum dengan cukup supaya tidak dehidrasi.
5. Apa yang sebaiknya dilakukan Ibu bila anak hanya mau menyusu pada 1 payudara saja, misalnya payudara sebelah kiri?
Bayi mempunyai payudara “favorit” adalah hal yang wajar, untuk mengatasinya, payudara yang jarang dihisap bayi dapat diperas sehingga kedua payudara sama-sama digunakan. Dianjurkan tetap membiasakan bayi menyusu di kedua payudara secara bergantian agar tidak terjadi payudara besar sebelah hingga payudara menjadi bengkak dan infeksi
6. Jika timbul penyakit infeksi pada payudara, misalnya mastitis. Apakah ASI masih bisa diberikan? Bila tidak bisa diberikan, bagaimana pemenuhan gizi yang tepat pada anak?
Bila kondisi payudara ibu bengkak hingga terjadi infeksi (mastitis), maka dapat dilakukan hal berikut :
• Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek, sehingga lebih mudah memasukkannya ke dalam mulut bayi
• Bila bayi belum dapat menyusu, ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa dan diberikan pada bayi dengan cangkir/sendok.
• Tetap mengeluarkan ASI sesering yang diperlukan sampai bendungan teratasi.
• Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberi kompres dingin
• Bila ibu demam dapat diberikan obat penurun demam dan pengurang sakit
7. Bila bayi memiliki alergi, apa yang sebaiknya Ibu lakukan saat menyusui?
Tidak ada bayi yang alergi terhadap ASI. Tapi protein-asing yang masuk ke dalam ASI akan bisa menyebabkan gejala alergi. Tanda bayi alergi bisa terlihat dari gejala pada kulit (gatal-gatal, biduran, ruam, dermatitis atopik), pada saluran pencernaan (bibir bengkak, mencret, radang tenggorokan, bayi rewel, kolik, muntah), pada saluran pernafasan (batuk, pilek, bersin, hidung buntu, hidung gatal, sesak nafas, nafas mengi) atau mata bengkak kemerahan dan gatal. Gejala alergi makanan-ibu yang paling sering dialami oleh bayi biasanya gangguan pencernaan dan kulit.
Penanganan Alergi Pada Bayi
• Teruskan menyusui bayi. Pemberian susu formula justru akan memperparah alergi, bayi dengan kecenderungan alergi tinggi bisa menunjukkan reaksi alergi pada semua jenis susu formula yang ada.
• Jika muncul kecurigaan alergi makanan, ibu bisa mencoba mengurangi satu demi satu makanan untuk dilihat reaksi bayinya. Penyebab yang paling sering adalah protein susu sapi. Makanan dalam kelompok susu sapi ini termasuk produk turunannya seperti yoghurt, keju, roti, es krim, saus salad, kasein atau makanan apapun yang di proses pembuatannya memakai susu sapi.
• Bawa bayi ke dokter jika gejala alergi berat dan mengganggu bayi. Ibu bisa tetap meneruskan menyusui dengan mengeliminasi makanan pencetus ketika bayi diobati oleh dokter. Memiliki buku catatan makanan atau food diary saat menyusui akan sangat membantu.
• Gejala alergi biasanya membaik dalam waktu 72 – 96 jam setelah ibu menghindari makanan pencetus. Ada juga yang membaik setelah 2 – 4 minggu.
8. Bolehkah Ibu menyusui meminum obat, misalnya saat sakit kepala? Apa saja yang perlu diperhatikan pada saat konsumsi obat pada saat menyusui?
Tidak semua obat-obatan menghalangi ibu untuk menyusui. Konsumsi beberapa jenis obat dalam waktu tertentu masih diperbolehkan pada ibu menyusui. Namun sebaiknya penggunaan obat – obatan tertentu selama menyusui dilakukan dibawah pengawasan dokter untuk menjamin keamanannya :
1. Obat anti kanker/radioaktif sama sekali tidak boleh menyusui
2. Obat obat penenang/obat penyakit psikis/anti kejang: awasi efek samping pd bayi mis: mengantuk)
3. Antibiotik: kloramfenikol, tetrasiklin, metronidazol, misal: ciprofloksasin, sulfonamid, kotrimoksazole, fansidar dan dapsone
4. Kontrasepsi yang mengandung estrogen
5. Diuretik; tiazide
Saat ibu berobat karena sakit, jangan lupa sampaikan kepada dokter jika ibu sedang menyusui
9. Pada Ibu yang bekerja, bagaimana pemberian ASI pada bayi?
Walaupun ibu bekerja dan tempat bekerja jauh dari rumah, ibu tetap dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Tips pemberian ASI pada bayi untuk ibu bekerja :
• Berikan ASI secara eksklusif dan sesering mungkin selama ibu cuti melahirkan.
• Jangan memberikan makanan lain sebelum bayi benar benar sudah membutuhkannya.
• Jangan memberi ASI melalui botol, berikan melalui cangkir atau sendok yang mulai dilatih 1 minggu sebelum ibu mulai bekerja.
• Ibu bekerja harus belajar cara memerah ASI segera setelah bayi lahir.
• Sebelum pergi bekerja ASI dikeluarkan dan dititipkan pada pengasuh bayi untuk diberikan kepada bayi
• Setelah ASI diperah bayi tetap disusui untuk mendapatkan ASI akhir (hindmilk), karena pengisapan oleh bayi akan lebih baik daripada pengeluaran ASI dengan cara diperah.
• Di tempat bekerja, ibu dapat memerah ASI 2-3 kali (setiap 3 jam). Pengeluaran ASI dapat membuat ibu merasa nyaman dan mengurangi ASI menetes.
• Simpan ASI di lemari es dan bawa pulang dengan termos es saat ibu selesai bekerja. Kegiatan menyusui dapat dilanjutkan pada malam hari, pagi hari sebelum berangkat, dan waktu luang ibu. Keadaan ini akan membantu produksi ASI tetap tinggi.
10. Bagaimana cara memompa ASI pada Ibu bekerja?
Kebanyakan ibu memerah ASI secara manual daripada dengan pompa saat bekerja. Ibu merasa lebih mudah dan lebih produktif daripada menggunakan pompa, Berikut cara memerah ASI dengan tangan:
1. Gunakan container / wadah yang paling bersih, bisa terbuat dari plastik atau bahan metal (paling baik karena lemak dari ASI dapat menempel pada sisi wadah dari kaca). Bayi membutuhkan kandungan lemak dari ASI untuk pertumbuhannya.
2. Cuci tangan terlebih dahulu dan duduklah dengan santai. Duduk dengan sedikit mencondongkan badan ke depan. Anda dapat duduk di kursi dengan container/ wadah di pangkuan anda. Wadah dengan mulut yang lebar seperti mangkok akan lebih mudah.
3. Massage dengan lembut payudara dari dasar payudara kearah puting susu untuk merangsang refleks oksitosin (let down reflex). Rangsang puting susu dengan ibu jari dan jari telunjuk anda. Gunakan kompres hangat atau mandi dengan air hangat akan membantu ASI lebih mudah keluar.
4. Letakkan ibu jari di bagian atas di bagian luar areola ( di jam 12) dan jari telunjuk serta jari-jari lain di bagian bawah areola (di jam 6) atau membentuk huruf C.
5. Tekan jari-jari anda kebelakang kearah dada kemudian pencet dan tekan payudara anda diantara jari-jari anda, dan lepaskan, dorong ke arah puting seperti mengikuti gerakan mengisap bayi. Ulangi hal ini berulang-ulang.
6. Hindari menarik atau memeras terlalu keras dan bersabarlah, mungkin akan memakan waktu yang agak lama pada awalnya.
7. Ketika ASI mengalir lambat, gerakkan jari anda di sekitar areola dan berpindah-pindah tempat, kemudian mulai memerah lagi sampai ASI yang tersimpan menjadi kosong.
8. Ulangi prosedur ini sampai payudara menjadi lembek dan anda merasa telah mengosongkan payudara sebanyak yang anda bisa.
11. Bagaimana menyimpan ASI agar kualitas ASI tidak menurun? Berapa lama ASI dapat dapat bertahan ketika disimpan?
Simpan ASI Perah dalam cangkir atau botol bersih tertutup di tempat paling sejuk dirumah, lemari es, atau ditempat yang aman, agak gelap dan bersih. ASI jangan dimasak atau dipanaskan, karena panas akan merusak bahanbahan anti infeksi yang terkandung dalam ASI.
Di dalam ruangan dengan suhu 27-32 °C kolostrum dapat disimpan selama 12 jam, sedangkan ASI pada suhu 19-25 °C dapat tahan selama 4-8 jam. Bila ASI disimpan di dalam lemari es pada suhu 0-4 °C akan tahan selama 1-2 hari. Penyimpanan di dalam lemari pembeku (freezer) di dalam lemari es 1 pintu ASI tahan selama 2 bulan, sedangkan dalam freezer di lemari es 2 pintu (pintu freezer terpisah) tahan selama 3-4 bulan. Tempat menyimpan ASI sebaiknya dari plastik polietylen, atau gelas kaca.
12. Selama ini muncul mitos mengenai ASI basi. Apakah benar ASI dapat basi? Jika memang ASI dapat basi, bagaimana ciri-cirinya?
Tidak ada istilah ASI basi selama ASI masih berada di payudara Ibu. Lain hal bila berada di ruangan terbuka selama lebih dari 8 jam, maka ASI menjadi basi dan tidak layak lagi dikonsumsi. Jika ASI perah berbau asam, pahit dan anyir maka bisa jadi ASI telah basi maka sebaiknya dibuang. Selama ASI peras/pompa disimpan sesuai dengan rekomendasi penyimpanan yang baik dan benar maka ASI biasanya tidak akan basi.
Perlu diketahui bahwa ASI yang telah dihangatkan kadang terasa seperti sabun karena hancurnya komponen lemak. ASI dalam kondisi ini masih aman untuk dikonsumsi. Apabila ASI berbau anyir karena kandungan lipase (enzim pemecah lemak) tinggi, setelah diperah, hangatkan ASI hingga muncul gelembung pada bagian tepi (jangan mendidih) lalu segera didinginkan dan dibekukan. Hal ini dapat menghentikan aktivitas lipase pada ASI. Dalam kondisi inipun kualitas ASI masih lebih baik dibandingkan dengan susu formula.
0 Komentar