Kenali Growth Spurt Pada Bayi
Mommies Daily – Ditulis oleh: Leriza Putri
Mari cari tahu ciri-ciri saat bayi mengalami fase Growth Spurt dan cara menyiasatinya.
Kadang-kadang, saya sering bingung dengan ‘pengakuan’ teman-teman. Menurut mereka, mengurus bayi itu asyik, apalagi bayi yang baru lahir. Mungkin mereka mengatakan demikian karena bayi mereka pendiam. Sebab, saat Dhia baru sebulan di rumah dulu, ia rewel sampai 3 hari berturut-turut. Dhia menyusu bisa seharian dan semalaman! Bahkan, tidurnya pun hanya mau digendong. Begitu diletakkan pasti menangis. Padahal sebelumnya dia anteng-anteng saja di rumah.
Ternyata, oh, ternyata ini adalah salah satu ciri bayi yang sedang mengalami Growth Spurt. Apa sih Growth Spurt itu? Ini merupakan sebuah kondisi saat pertumbuhan bayi berjalan lebih cepat dari biasanya. Bila diperhatikan dengan lebih dalam, kondisi ini membuat berat badan, tinggi badan atau lingkar kepala bertambah lebih banyak dari yang biasanya. Memang, sih, pertambahan tersebut tak akan bisa dilihat dengan mata telanjang, apalagi dengan kondisi bayi yang sangat rewel. Tak hanya itu, karena perkembangan dan pertumbuhan setiap bayi berbeda, jadi akan ada perbedaan kemunculan pertumbuhan fisik bayi sesuai dengan potensi genetiknya.
Growth Spurt Bayi
Kondisi ini juga membuat banyak ibu kemudian menyerah untuk memberikan ASI. Alasannya biasanya karena menurut ibu, ASI tidak lagi cukup. Sebab, bayi sudah menyusu sehari semalam tapi masih rewel juga. Padahal, Growth Spurt akan terjadi pada semua bayi, baik bayi yang disusui ASI maupun yang minum susu formula. Meskipun demikian, bayi yang menyusu ASI memang akan lebih terlihat saat mengalami Growth Spurt. Sebab ASI lebih mudah dicerna, sehingga bayi pun merasa lapar melulu.
Menurut Dokter Spesialis Anak, dr Vicka Farah Diba Msc SpA, RS Meloy Sangatta, Kalimantan Timur, dalam rentang usia 0-24 bulan, bayi biasanya akan mengalami Growth spurt pada 12 bulan pertama kehidupannya, yaitu rentang usia 6 minggu sampai 9 bulan. Lucunya, tak ada waktu pasti kapan bayi akan mengalami Growth Spurt. Jadi, hal ini bisa terjadi sewaktu-waktu, bahkan tanpa orangtua melakukan persiapan. Dan, Growth Spurt ini biasanya akan berlangsung selama 2-3 hari atau bahkan bisa sampai seminggu.
Karena fase ini termasuk fase yang sangat penting dilewati bayi, jadinya hal ini harus diketahui oleh setiap orangtua. Terutama orangtua baru. Fase Growth Spurt penting dalam tumbuh kembang bayi karena sel-sel bayi akan tumbuh dan berkembang dengan begitu cepat, sehingga bayi pun ‘didorong’ untuk tumbuh lebih cepat dari biasanya.
Meskipun sedikit membingungkan, namun orangtua baru harus mengetahui ciri-ciri bayi yang mengalami Growth Spurt, seperti yang dijelaskan dr. Vicka Farah Diba Msc SpA, yaitu:
- Bayi menyusu lebih sering dari biasanya karena bayi membutuhkan nutrisi yang lebih banyak pada masa Growth Spurt.
- Bayi lebih rewel dari biasanya dan tenang setelah disusui. Inilah yang kadang-kadang membuat bayi seakan menyusu sehari semalam. Rasa nyaman saat menyusu membuatnya lebih tenang saat menghadapi fase Growth S
- Bayi sering bangun tengah malam untuk menyusu
- Agar tidak pusing, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan moms…
Beberapa tips yang bisa dilakukan ibu saat bayi mengalami fase Growth Spurt, yaitu:
- Ikuti kemauan bayi dan susui bayi kapanpun ia mau. Tingkatkan level kesabaran untuk menghadapi hal ini 🙂
- Hindari pemberian susu formula atau makanan tambahan saat bayi berusia 0-6 bulan.
- Hilangkan pikiran negatif dan kekhawatiran bahwa ASI tidak cukup. Sebab, pikiran negatif seperti ini justru dapat mengganggu kerja oksitosin sehingga mengganggu kelancaran produksi ASI.
- Konsumsi makanan dengan gizi seimbang, banyak minum air putih, serta istirahat yang cukup agar produksi ASI maksimal. Untuk urusan istirahat, jangan segan-segan minta bantuan keluarga untuk menjaga bayi sebentar. Kalau dulu, saya menyiasati dengan memompa ASI, sehingga suami bisa membantu memberikan ASI perah saat ia rewel dan saya pun beristirahat. Bagaimanapun istirahat ini penting untuk menjaga emosi 😀
- Perhatikan kecukupan ASI pada bayi yang ditandai dengan peningkatan berat badan bayi, frekuensi buang air kecil minimal 6 kali sehari, frekuensi BAB yang sering pada awal-awal kehidupannya dan menjadi jarang di usia 40 hari. Selain ASI, perhatikan juga kecukupan makanan pendamping ASI bila bayi berusia di atas 6 bulan.
- Tetap tenang dan percaya diri. Percayalah, tips terakhir ini sangat ampuh menjaga diri dari emosi di luar kendali.
0 Komentar