Ketika teman sebayamu, berceloteh tiada henti,
Kau tetap bisu
Ketika teman seusiamu terus menatap hangat,
Kau tatap kosong dinding itu
Saat temanmu bergurau bersama,
Kau hanya napas sendiri
Tapi, kau tetap anakku
Mama tahu, setiap anak pasti diciptakan berbeda
Orang heran, ketika lengkingan menjadikan kau tutup telinga ketakutan
Orang bertanya, ketika seharian kau tatap benda berputar itu
Orang tersenyum, ketika tanganmu selalu bergerak bagai burung
Orang takut, ketika kepalanmu tidak terkendali menghunjam tubuh kawan lain
Tapi, kau tetap anakku
Mama sadar, setiap anak tidak harus sama
Ketika kawan kelasmu tekun menatap guru,
Kau lari keliling kelas
Ketika temanmu sudah menulis kata,
Kau corat-coret benang kusut dikertas
Tapi, kau tetap anakku
Mama maklum, tidak akan pernah manusia diciptakan sama

Kau tetap anakku
Sebagian orang menganggap kau bukan harapan
Mama yakin, manusia ada kurang ada lebih
Mama tidak goyah, kau tetap harapan
Siapa sangka einsteins, yang dulu tinggal kelas adalah jenius dunia
Siapa kira goopy golberg, yang dulu disleksia adalah kampiun seni
Siapa duga sutiyoso, yang dulu jago berantem adalah gubernur besar

Tapi kau tetap anak mama
Mama, akan bantu dengan segala cucuran keringat
Untuk angkat lemahmu
Mama, akan tetap dampingi sampai akhir napas
Untuk sangga kurangmu
Mama, tidak akan patah semangat
Untuk latih burukmu

Kau tetap anakku
Mama, ingin buktikan bahwa kau tetap harapan
Mama tidak akan berhenti cari lebihmu
Mama akan terus pompa potensi dahsyatmu
Jadilah maestro dunia di lebihmu
Jadilah master profesional di bidangmu
Kelebihan itu sebenarnya ada di sekitar kelemahanm

From : Poems For Children 2008