Alergi Susu Sapi

Definisi : Alergi Susu Sapi adalah suatu penyakit berdasarkan reaksi imunologis yang timbul sebagai akibat pemberian susu sapi atau makanan yang mengandung susu sapi dan reaksi ini dapat terjadi segera atau lambat

Manifestasi klinis : Biasanya dimulai pada usia 6 bulan pertama kehidupan, 28% timbul setelah 3 hari minum susu sapi, 41% timbul setelah 7 hari dan 68% setelah 1 bulan.

Pada bayi terdapat 3 sistem organ yang terkena yaitu kulit, saluran napas, saluran cerna :

  • Kulit : urtikaria, pruritus, dermatitis atopik
  • Saluran nafas : hidung tersumbat, rinitis, batuk berulang, asma
  • Saluran cerna : muntah, kolik, konstipasi, diare, buang air besar berdarah

CMPA vs. Lactose Intolerance, Perbedaan antara Cows Milk Protein Alergy dan Lactose intolerance.

CMPA (Cows Milk Protein Alergy)
Reaksi sistem imun terhadap protein susu sapi

Mempengaruhi sistem saluran cerna dan sistem organ yang lain
Dapat mengancam jiwa

Laktose intolerance (Intoleransi Laktosa)
Ketidakmampuan mencerna laktosa dari susu sapi

Hanya mempengaruhi sistem saluran cerna saja
Inability to break down the milk sugar, lactose
Tidak mengancam jiwa

Pencegahan
Pencegahan primer :
Dilakukan sebelum terjadi sensitisasi
Saat penghindaran dilakukan pada janin dari keluarga yang memiliki bakat atopik
Penghindaran susu sapi dengan pemberian susu hipoalergenik dan makanan hiperalergenik lain serta asap rokok

Pencegahan sekunder : Setelah terjadi sensitisasi tapi belum timbul manifestasi penyakit alergi
Saat tindakan yang optimal adalah usia 0 sampai 3 tahun
Penghindaran susu sapi dengan pemberian susu sapi non alergenik atau yang dihidrolisa sempurna atau pengganti susu sapi seperti susu kedelai

Pencegahan tersier : Pada anak yang mengalami sensitisasi dan menunjukkan manifestasi alergi seperti dermatitis atopik atau rinitis tetapi belum berat seperti asma
Saat tindakan yang optimal adalah usia 6 bulan sampai 4 tahun
Penghidaran dengan pemberian susu sapi yang dihidrolisa sempurna atau pengganti susu sapi serta pemberian obat pencegah misalnya setirizin, penghindaran asap rokok, imunoterapi atau imunomodulator

Diagnosis

  • Anamnesis : Jangka waktu timbulnya setelah minum susu sapi/ makanan yang mengandung susu sapi, Jumlah susu yang diminum atau makanan yang mengandung susu sapi, Penyakit atopi seperti asma, rinitis alergi, dermatitis atopik, urtikaria, alergi makanan pada keluarga
  • Gejala klinis : seperti disebutkan atas yang melibatkan 3 sistem organ
  • Pemeriksaan penunjang : Darah tepi : eosinofil > 3% atau eosinofil total > 300/ml. Kadar Ig E total (nilai normal disesuaikan usia), Uji kulit, Provokasi makanan
Rekomendasi Diagnosis dan Tatalaksana Alergi Susu Sapi

 1. Untuk bayi dengan ASI ekslusif:

  • Diagnosis ditegakkan dengan cara eliminasi protein susu sapi pada diet ibu selama 2-4 minggu.
  • Bila gejala menghilang setelah eliminasi, perkenalkan kembali dengan protein susu sapi. Bila gejala muncul kembali, maka dapat ditegakkan diagnosis alergi susu sapi. Bila gejala tidak menghilang setelah eliminasi, maka perlu dipertimbangkan diagnosis lain.
  • Tata laksana alergi susu sapi pada kelompok ini adalah pemberian ASI dapat diteruskan dan Ibu harus menghindari susu sapi dan produk turunannya pada makanan sehari-harinya sampai usia bayi 9-12 bulan atau minimal 6 bulan. Setelah kurun waktu tersebut, uji provokasi dapat diulang kembali, bila gejala tidak timbul kembali berarti anak sudah toleran dan susu sapi dapat dicoba diberikan kembali. Bila gejala timbul kembali, maka eliminasi dilanjutkan kembali selama 6 bulan dan seterusnya.

2. Untuk bayi yang mengkonsumsi susu formula standar:

  • Diagnosis ditegakkan dengan cara eliminasi protein susu sapi yaitu dengan mengganti susu formula berbahan dasar sususapi dengan susu formula hidrolisat ekstensif (untuk kelompok dengan gejala klinis ringan atau sedang) atau formula asam amino (untuk kelompok dengan gejala klinis berat). Eliminasi dilakukan 2-4 minggu.
  • Bila gejala menghilang setelah eliminasi, perkenalkan kembali dengan protein susu sapi. Bila gejala muncul kembali, maka dapat ditegakkan diagnosis alergi susu sapi. bila gejala tidak menghilang setelah eliminasi, maka perlu dipertimbangkan diagnosis lain.
  • Tata laksana alergi susu sapi pada kelompok ini adalah pemberian susu formula berbahan dasar susu sapi dengan susu formula terhidrosilat ekstensif (untuk kelompok dengan gejala klinis ringan atau sedang) atau formula asam amino (untuk kelompok dengan gejala klinis berat). Penggunaan formula khusus ini dilakukan sampai usia bayi 9-12 bulan atau minimal 6 bulan. Setelah kurun waktu tersebut, uji provokasi dapat diulang kembali, bila gejala tidak timbul kembali berarti anak sudah toleran dan susu sapi dapat diberikan kembali. Bila gejala timbul kembali, makaeliminasi dilanjutkan kembali selama 6 bulan dan seterusnya.

3. Pada bayi yang sudah mendapatkan makanan padat, maka perlu penghindaran protein susu sapi dalam makanan pendamping ASI (MP-ASI)

4. Apabila susu formula terhidrosilat ekstensif tidak tersedia atau terdapat kendala biaya, maka susu formula kedelaidapat diberikan pada bayi berusia di atas 6 bulan dengan penjelasan kepada orangtua mengenai kemungkinan reaksi alergi terhadap kedelai. Pemberian susu kedelai tidak dianjurkan untuk bayi di bawah usia 6 bulan.

5. Pemeriksaan IgE spesifik (uji tusuk kulit/IgE RAST) untuk mendukung penegakan diagnosis dapat dilakukan pada alergi susu sapi yang diperantarai IgE.

  • Bila diagnosis Alergi susu sapi sudah ditegakkan maka susu sapi harus dihindarkan dengan ketat
  • Eliminasi susu sapi direncanakan selama 6 – 18 bulan, bila gejala menghilang dapat dicoba provokasi setelah eliminasi 6 bulan.
  • Bila gejala tidak timbul lagi berarti anak sudah toleran dan susu sapi dapat diberikan kembali
  • Bila gejala timbul kembali maka eliminasi dilanjutkan sampai 1 tahun dan seterusnya
  • Umumnya bayi akan toleran pada usia 3 tahun, 50% toleran pada usia 2 tahun, 60% pada usia 4 tahun
  • Pemakaian susu kedele sebagai pengganti dapat dipilih. Tetapi 30 – 40 % ASS juga alergi terhadap kedele. Zeiger dkk mendapatkan hanya 14% ASS yang alergi susu kedele pada usia kurang dari 3,5 tahun
  • Gejala yang ditimbulkan ASS diobati secara simtomatis
  • Penghindaran susu sapi juga terhadap makanan hasil olahan susu sapi seperti : Artifisial butter, Butter, Buttermilk, Casein, Keju cream, Keju cottage, Yogurt, CAsein hidrolisat, susu kambing, Laktalbumin, Laktoglobulin, Laktose, Laktulosa, Whey, Sour cream

Sumber : Alergi Susu Sapi dalam Buku Ajar Alergi Imunologi Anak, Edisi Kedua, IDAI