Aku suka Ikan!

Asam lemak Omega 3 dan Omega 6 sangat penting untuk perkembangan dan kesehatan. Pada beberapa tahun terakhir, konsumsi makanan kaya akan Omega 6 yaitu makanan yang bersumber dari tumbuh tumbuhan memang semakin meningkat. Sementara konsumsi makanan mengandung Omega 3 yang bersumber dari ikan atau minyak ikan mulai menurun. Rasio makanan yang direkomendasikan untuk Omega 6 dan Omega 3 adalah 4 : 1 sampai dengan 7,5 : 1. Beberapa penelitian membuktikan bahwa defisiensi Omega 3 mempunyai peranan dalam gangguan perkembangan neurologis seperti GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas), Disleksia, Dispraksia, Gangguan koordinasi dan Autisme.

Bagian dari Omega 3 yang penting untuk perkembangan kognitif adalah : Polyunsaturated Fatty Acids (PUFAs), Eicosapentaenoic Acid (EPA) dan Docosahexaenoic Acid (DHA).

Asam lemak esensial ini karena proses konversinya dalam tubuh yang rumit, maka dianjurkan untuk dipenuhi dari diet makanan, terutama EPA dan DHA.

Manfaat Omega 3 :

  • EPA dan DHA keduanya dikenal memiliki efek sebagai anti inflamasi, anti agregasi platelet dan penting untuk pembentukan sel otak dan syaraf.
  • Pada beberapa penelitian pemberian suplemen minyak ikan yang mengandung EPA memberikan perkembangan belajar dan perilaku yang cukup baik pada anak dengan gangguan neurologis, meskipun masih perlu dilakukan penelitian yang lebih besar untuk hasil yang lebih baik.
  • Pada bayi prematur kemampuan mensintesa LC-PUFA dari asam lemak esensiel masih sangat rendah karenanya dapat diberikan dalam makanan minumannya.
  • Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa pemberian LC-PUFA sebagai suplemen dapat meningkatkan kemampuan visual dan perkembangan sistem saraf terutama pada bayi prematur 
  • DHA penting untuk pembentukan jaringan saraf dan sinap, sedangkan AA berperan sebagai neurotransmitter.
  • Pada bayi aterm/ anak besar pemberian suplemen DHA dan AA perlu diteliti lebih jauh mengingat adanya efek samping yang cukup membahayakan

Badan pengawas makanan Amerika Serikat menyatakan konsumsi EPA dan DHA kurang dari 3 gram perhari cukup aman untuk dikonsumsi dalam diet sehari hari. Dosis yang lebih besar dapat menimbulkan efek samping. Konsumsi berlebih minyak ikan dapat menimbulkan gejala seperti keracunan toksin merkuri, polychlorinated biphenyls (PCBs)

 Dari data yang telah dikeluarkan oleh Lembaga Gizi Departemen Kesehatan RI, beberapa jenis ikan laut Indonesia yang memiliki kandungan asam lemak Omega 3 tinggi (sampai 10,9 g/100 g) adalah seperti ikan sidat, terubuk, tenggiri, kembung, layang, bawal, seren, slengseng, tuna.

Berdasarkan uraian diatas, kita dapat melihat bahwa konsumsi ikan bermanfaat bagi pembentukan otak dan meningkatkan kecerdasan, bahkan saat anak bertambah besar. Namun, anak-anak umumnya kurang menyukai sajian ikan. Orangtua lah yang berperan dalam mengenalkan ikan kepada anak-anak.

Berikut beberapa cara agar anak terbiasa makan ikan :

  1. Kenalkan anak sejak dini untuk makan ikan. Kalaupun tidak untuk makanan utama, ikan bisa dihidangkan sebagai makanan selingan. Ikan juga bagus dijadikan bekal sekolah. Misalnya dibuat sebagai sandwich isi ikan.
  2. Olah ikan secara benar dan enak, sehingga anak suka. Kadang-kadang, cara memasak yang kurang tepat dan masih menyisakan bau amis, membuat anak-anak enggan mengkonsumsinya. Jadi, orangtua harus belajar mengolah ikan yang baik.
  3. Untuk anak, cari ikan yang durinya tak banyak atau sisihkan durinya terlebih dahulu, sehingga anak tidak trauma oleh duri ikan. Anak biasanya tak mau makan ikan lagi setelah terkena duri ikan.
  4. Selain ikan, anak juga dianjurkan untuk makan yang lain. Ajari anak makanan seimbang, terutama buah-buahan, sayuran, dan susu.

Sumber ;
Brulotte J , Bukutu C et al. Complementary, Holistic, and Integrative Medicine: Fish Oils and Neurodevelopmental Disorders. Pediatr Rev.2009;30;e29-e33
Ringkasan Rekomendasi AA dan DHA pada bayi dan anak, IDAI 2006

Already published in RADAR RIAU Newspaper, 2nd April 2012 :