Setengah Penuh atau Kosong?
Setengah Penuh atau Kosong?
Oleh dr Vicka Farah Diba
Ini adalah suatu pertanyaan yang pernah seorang sahabat tanyakan kepada saya.
Anda bisa mencoba menjawab pertanyaan tersebut setelah melihat gambar gelas di bawah.
Pertanyaan ini digunakan retoris untuk menunjukkan bahwa situasi tertentu bisa menjadi penyebab optimisme (setengah penuh) atau pesimisme (setengah kosong).
Di dunia ini ada dua macam tipe manusia, manusia yang negatif dan manusia yang positif.
- Manusia yang negatif akan selalu mengatakan,"Gelas itu setengah kosong." Orang ini adalah tipe orang yang pesimis, sudah menyerah kalah sebelum pertandingan dimulai.
- Manusia positif akan selalu mengatakan,"Gelas itu setengah penuh." Orang ini adalah tipe orang yang optimis, sebelum pertandingan dimulai, ia sudah memenangkannya.
Tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk menunjukkan bahwa situasi dapat dilihat dengan cara yang berbeda tergantung pada suatu titik pandang dan kesempatan yang mungkin ada dalam situasi serta masalah.
Pertanyaan diatas dapat kita jadikan suatu bentuk instropeksi diri tentang keberadaan kita. Termasuk tipe yang manakah kita sebenarnya? tipe negatif atau positif? Dan bagaimana cara mensikapinya.
Di dalam hidup ini, pada dasarnya selama Anda masih bisa menguasai pikiran dan hati Anda dan Anda BUKAN termasuk pesakitan yang berada di balik jeruji Rumah Sakit Jiwa....
Maka Anda pasti BISA mengendalikan pikiran Anda.
Sehingga Anda pasti BISA menyingkirkan segala pesimisme dan mengganti dengan pikiran optimis.
Islam selalu mengajarkan tentang cara pandang yang positif dalam SEGALA HAL.
Terdapat suatu riwayat dari Sa'id bin Al-Musayyab yang dapat kita jadikan pelajaran...
Luqman berkata kepada anaknya "Wahai anakku, jika ada sesuatu yang menimpamu entah engkau sukai atau engkau benci maka katakanlah di dalam hatimu bahwa itu adalah yang terbaik bagimu" Pada waktu itu anak Luqman belum mempercayai dan meyakini kata kata ayahnya, sehingga sang Ayah pun mengajak anaknya menemui seorang Nabi yang diutus pada suatu kaum di kota lain.
Dalam perjalanan mereka menuju kota itu, dengan keadaan payah dan letih serta hampir kehabisan bekal makanan, anak Luqman menginjak sepotong tulang yang tergeletak di tanah sehingga menembus telapak kakinya dan membuat anak Luqman jatuh tersungkur
Selagi Luqman berusaha menolong anaknya, tiba tiba mereka didatangi Jibril dalam bentuk seorang laki laki berpakaian serba putih yang menunggang kuda
Laki laki itu berkata pada Luqman "Apa yang dikatakan anakmu yang bodoh itu? Aku adalah JIbril, Tidak ada yang bisa melihatku kecuali malaikat yang mendekatkan diri pada Allah dan nabi yang diutus. Sekalipun begitu engkau masih bisa melihatku. Apa yang dikatakan anakmu yang bodoh itu?
Luqman menjawab "Apakah engkau tidak mengetahuinya?"
JIbril menjawab "Aku tidak tahu sama sekali urusan kalian. Tapi aku selalu melindungi orang yang akan datang kepadaku. Aku diperintah Rabbku untuk menjugkir balikkan seisi kota yang akan kalian datangi, sehingga aku berdoa kepada Rabbku untuk menahan kalian. Kalo tidak ada musibah yang menimpa anakmu maka kalian berdua pasti sudah lumat bersama lumatnya kota yang kalian tuju"
Kemudian Jibril pun mengusapkan tangannya pada kaki anak Luqman sehingga dia bisa berdiri tegak seperti sedia kala dan Jibril mengusapkan tangannya ke kantong makanan yang sudah kosong sehingga berisi makanan kembali dan akhirnya mereka pun dapat pulang kembali ke desa mereka.
Hikmah cerita ini, segala sesuatu dalam hidup adalah tergantung bagaimana kita mensikapinya, apakah suatu musibah atau suatu berkah maka sebaiknya kita selalu berpikir POSITIF terhadap keduanya
Life is about 10% what happens to us and 90% how we react to it
0 Komentar