Photo 1-21-15, 8 14 53 PMAwal tahun selalu dimulai dengan hujan ya, Mam. Kabarnya, curah hujan tertinggi diperkirakan terjadi sampai awal Februari. Datangnya musim hujan merupakan faktor risiko untuk terjadinya beberapa penyakit. Waspadai penyakit ini!

1. DIARE
Penyakit diare sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu. Saat musim hujan dengan curah hujan tinggi, potensi banjir pun meningkat. Nah, saat banjir, sumber air minum masyarakat, khususnya sumber air minum dari sumur dangkal, bakal ikut tercemar, sehingga ketersediaan air bersih menjadi terbatas dan berpotensi menimbulkan penyakit diare dengan penularan yang cepat.

Untuk mencegah penyakit diare, kita dapat melakukan kebiasaan sederhana namun bermanfaat di rumah, seperti:
• Membiasakan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan dan setelah buang air besar.
• Merebus air minum hingga mendidih.
• Menjaga kebersihan lingkungan.
• Menghindari tumpukan sampah di sekitar tempat tinggal.

PENTING!
Segera hubungi petugas kesehatan terdekat bila ada anggota keluarga yang mengalami gejala diare berikut ini:
Berak cair >3x/hari, Mata cekung, Anak malas minum, Cubitan perut kembali lambat

2. DEMAM BERDARAH
Pada musim hujan, biasanya akan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk Aedes Aegypti, yaitu nyamuk penular penyakit demam berdarah. Hal ini dikarenakan saat musim hujan banyak sampah, seperti: kaleng bekas dan ban bekas yang terisi air dan menjadi genangan untuk beberapa waktu. Genangan air itulah yang akhirnya menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk tersebut. Dengan meningkatnya populasi nyamuk sebagai penular penyakit, risiko terjadinya penularan juga semakin meningkat

Untuk pencegahan, setiap anggota keluarga dan masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif melalui gerakan 3 M, yakni:
• Mengubur kaleng-kaleng bekas.
• Menguras tempat penampungan air secara teratur.
• Menutup tempat penyimpanan air dengan rapat.

PENTING!
Bila ada anggota keluarga yang sakit dengan gejala panas tinggi tanpa sebab yang jelas disertai tanda-tanda perdarahan, segera bawa ke sarana kesehatan terdekat.

3. LEPTOSPIROSIS
Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang disebut leptospira. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit zoonosis, karena ditularkan melalui hewan/ binatang. Di Indonesia, hewan penular utama adalah tikus melalui kotoran dan air kencingnya.
Pada musim hujan, terutama saat banjir, tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia dimana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir.
Seseorang yang mempunyai luka, kemudian terendam air banjir yang sudah bercampur dengan kotoran/kencing tikus mengandung bakteri lepstopira, akan berpotensi terinfeksi bakteri Leptospira dan menjadi sakit.

Untuk menghindari timbulnya penyakit leptospirosis, dapat dilakukan langkah-langkah antisipasi sebagai berikut:
• Menekan dan menghindari populasi tikus yang berkeliaran disekitar kita dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan.
• Hindari bermain air saat terjadi banjir, terutama bila sedang terluka.
• Gunakan pelindung, misalnya: sepatu, bila terpaksa harus ke daerah banjir.

PENTING! Segera berobat ke sarana kesehatan bila muncul gejala panas tiba-tiba, disertai nyeri kepala dan menggigil.

4. INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)
Dapat disebabkan oleh bakteri, virus, dan berbagai mikroba lainnya. Faktor berkumpulnya banyak orang, misalnya di tempat pengungsian korban banjir, juga berperan dalam penularan ISPA. Gejala utama dari penyakit ini dapat berupa batuk, demam, dan dapat disertai gejala sesak napas serta nyeri dada.

Penanganan penyakit ini dilakukan dengan cara: istirahat; pengobatan simtomatis sesuai gejala dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Sedangkan pencegahan penularan penyakit ISPA sangat sederhana, yaitu menerapkan ETIKA BATUK dengan cara :
Menutup mulut ketika sedang batuk, buang tissue yang telah dipakai, cuci tangan dengan sabun dan memakai masker agar orang di sekitar tidak tertular penyakit tersebut.

PENTING!
Bila terdapat gejala batuk disertai dengan napas cepat atau sesak napas terutama pada balita, maka segera bawa ke dokter atau petugas kesehatan

5. PENYAKIT KULIT
Masalah kulit pada anak terbanyak disebabkan oleh faktor kebersihan, infeksi dan alergi. Pada musim penghujan dan banjir, masalah utamanya adalah kebersihan yang tidak terjaga baik. Seperti juga pada ISPA, faktor berkumpulnya banyak orang, misalnya di tempat pengungsian korban banjir, juga berperan dalam penularan infeksi kulit.

Pencegahan masalah kulit dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kulit serta gizi anak.
Mengatasi masalah kulit pada anak dapat dilakukan dengan cara : Memandikan anak secara teratur, membersihkan rambut, rajin mengganti popok, memilih bahan pakaian yang lembut, serta menjaga udara kamar agar tetap sejuk dan nyaman.

PENTING!
Beberapa reaksi penyakit kulit akibat alergi dapat berdampak serius dengan gejala anak mengalami sesak napas, pusing, hingga tidak sadar. Jenis reaksi ini perlu pertolongan segera sehingga harus segera dibawa ke rumah sakit.

6. TIFOID
Penyakit lain yang perlu diwaspadai masyarakat, yaitu penyakit saluran cerna, seperti demam tifoid. Faktor kebersihan makanan memegang peranan penting dalam terjangkitnya penyakit tersebut. Dengan demikian, menjaga kebersihan sumber air dan pengolahan makanan menjadi faktor mutlak pencegahan penyakit tifoid.

PENTING!
Segera berobat ke sarana kesehatan bila muncul gejala panas selama lebih dari seminggu disertai dengan keluhan saluran cerna seperti diare atau konstipasi hingga gangguan kesadaran seperti menggigau.

PERBURUKAN PENYAKIT KRONIS
Yang dimaksud penyakit kronis pada anak seperti penyakit asma, jantung, thalasemia. Perburukan penyakit kronis yang memang sudah diderita dapat terjadi akibat penurunan daya tahan tubuh karena musim hujan yang berkepanjangan, apalagi bila banjir berhari-hari.

Lantas, apa yang harus dilakukan sebagai langkah antisipasi?
Tentunya mencegah lebih baik daripada mengobati. Membiasakan Perilaku hidup bersih dan sehat adalah cara terbaik. Untuk penderita penyakit kronis, segera menghubungi petugas kesehatan bila muncul gejala gejala akut kambuhnya penyakit. Seperti sesak atau kebiruan pada penderita jantung. Lemah dan pucat pada penderita Thalasemia.

LAKUKAN ANTISIPASI!
Sebagai antisipasi datangnya penyakit di musim penghujan, mulai sekarang kita dapat membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan senantiasa melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dalam kehidupan sehari hari.

Yang dimaksud dengan PHBS adalah :
• Penggunaan air bersih
• Cuci tangan dengan air bersih dan sabun
• Penggunaan jamban sehat
• Pemberantasan jentik di rumah, sekolah, kantor, dan lingkungan sekitar
• Konsumsi buah dan sayur setiap hari
• Beraktivitas fisik setiap hariPhoto 1-21-15, 8 20 24 PM
• Membuang sampah pada tempatnya
• Tidak meludah sembarangan
• Penggunaan alat pelindung diri, misalnya memakai sepatu boot saat terjadi banjir untuk menghindari infeksi leptospira
• Memakai losion anti-nyamuk di wilayah rawan/endemis demam berdarah.

Adapun 5 titik kritis CTPS yang harus diperhatikan adalah:
1. Sebelum makan
2. Sebelum mengolah makanan
3. Setelah buang air besar (BAB)
4. Setelah menceboki anak
5. Setelah memegang benda di lingkungan yang kotor serta hewan

KHUSUS DI LOKASI PENGUNGSIAN :
Sangat penting untuk menjaga kbersihan lokasi pengungsian, baik dari sisi pengolahan sampah maupun pengolahan limbah cair.
Selain itu, buang air besar dan buang air kecil harus dilakukan di tempat yang sudah disediakan.
Untuk anak-anak, balita, dan orangtua perlu mendapat prioritas tempat yang lebih baik dan sehat.
Masyarakat juga diimbau, sebaiknya makanan segar seperti buah dan sayur segera dikonsumsi.
Bila ada keluhan kesehatan berkepanjangan agar menghubungi petugas kesehatan yang ada.

Telah terbit di Nakita Gramedia, 21 Januari 2015, Edisi 825. Dapatkan di Scoop Magazine