Kurangnya Sosialisasi Bahaya Rokok untuk Anak
Sebagai usaha menekan jumlah perokok dan peringatan bahaya rokok, maka pemerintah melalui PP no 109 tahun 2012 telah menetapkan aturan pemasangan peringatan bahaya merokok berupa gambar dan tulisan untuk iklan dan produk tembakau sejak 24 Juni 2014.
Namun demikian, sampai saat ini sosialisasi bahaya rokok untuk anak masih sangat kurang. Begitu juga dengan pembangunan sarana dan prasana yang mendukung tujuan tersebut. Misalnya penyediaan ruangan khusus untuk merokok, terutama di fasilitas-fasilitas umum seperti restoran, mall, stasiun, bandara serta gedung gedung bertingkat dengan saluran pendingin dan udara sentral. Dan masih kurangnya ketegasan hukum untuk melindungi kesehatan masyarakat seperti penetapan denda berat bagi perokok yang masih seenaknya menyebarkan asap mautnya di mana saja.
Mengapa perlu peningkatan sosialisasi bahaya rokok untuk anak?
Banyak orang berfikir bahwa merokok hanya membahayakan dirinya sendiri. Pada kenyatannya, merokok dapat membahayakan bagi orang lain di sekitar mereka, termasuk anak anak hingga janin dalam kandungan.
Bahaya Anak sebagai Perokok Pasif.
Perokok pasif menghisap asap dengan jumlah sama dengan perokok aktif. Akibat menjadi perokok pasif, 3.400 orang yang bukan perokok meninggal oleh karena kanker paru setiap tahun dan 22.000 sampai 69.000 meninggal oleh karena penyakit jantung. Anak sebagai perokok pasif beresiko lebih tinggi menderita berbagai penyakit serius seperti Asma, Infeksi saluran napas, Penurunan fungsi paru, Penurunan toleransi terhadap aktifitas, serta meningkatnya Kematian bayi mendadak atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS).
Kebiasaan merokok dapat ditiru oleh anak, efek Nikotin sebagai zat adiktif juga dapat menimbulkan kecanduan pada anak. Tak heran jika jumlah perokok anak semakin meningkat setiap tahunnya. Sehingga perokok aktif usia muda di Indonesia semakin meningkat.Merokok membahayakan janin dalam kandungan. Ibu perokok dapat membahayakan janinnya seperti terjadinya keguguran, prematuritas, bayi berat lahir rendah, sudden infant death syndrome (SIDS), gangguan belajar dan gangguan pemusatan perhatian GPPH/ADHD pada anak kelak
Merokok berbahaya bagi remaja. Setiap hari ribuan remaja merokok untuk pertama kalinya. Sepertiga dari remaja ini meninggal oleh karena penyakit yang berhubungan dengan rokok dan menderita penyakit yang biasa diderita oleh perokok dewasa seperti kecanduan terhadap nikotin, batuk kronis, tekanan darah tinggi, penurunan stamina, meningkatnya resiko kanker paru dan kanker lain.
Jadi tunggu apa lagi? Sekaranglah saatnya berhenti merokok demi Anak Anak kita
0 Komentar