Mengatasi Batuk, Pilek pada Anak di Rumah
Flu yang ditandai dengan gejala seperti bersin-bersin, hidung berlendir, demam atau batuk merupakan keadaan yang sering ditemukan pada Anak, biasanya hal ini diakibatkan oleh infeksi virus yang dapat sembuh sendiri (self limited disease). Menurut American Association Pediatrics (AAP), anak sehat dapat mengalami 8 episode infeksi saluran napas penyebab flu dalam setahun dimana hampir semua gejala tersebut hilang dalam 14 hari.
Mama ketika menghadapi buah hati yang menderita flu, tindakan utama yang paling sering dilakukan biasanya adalah segera memberikan obat-obatan atau membawa anak ke dokter. Padahal gejala flu, batuk dan pilek tidaklah melulu membutuhkan obat-obatan. Pada tahun 2012, Cochrane Journal menyatakan bahwa tidak ada bukti efektivitas obat obatan flu yang dijual bebas (over the counter drugs) pada anak-anak.
Untuk itu, disarankan bagi orangtua agar lebih berhati-hati dalam memberikan obat-obatan bebas untuk mengatasi flu, batuk dan pilek karena tidak aman untuk anak-anak, apalagi untuk anak di bawah usia 2 tahun. Di masa depan, tampaknya pemberian obat-obatan tersebut akan mulai dikurangi saat ditemukan terapi yang lebih kecil efek samping dan dampaknya bagi tubuh manusia.
Untuk mengatasi batuk, pilek dan gejala flu ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Semua pengobatan ini dapat dilakukan oleh Mama di rumah dan aman bagi anak-anak. Dengan pengobatan ini, setidaknya Mama dapat memperingan gejala yang muncul sehingga membuat anak merasa lebih nyaman.
1. Banyak Istirahat.
Ketika terserang batuk, pilek atau merasakan gejala flu, cobalah untuk beristirahat yang cukup. Bila perlu porsinya lebih banyak dari biasanya. Ini berlaku untuk semua usia. Mengapa istirahat bisa melawan infeksi? Ketika sedang beristirahat, tubuh mengumpulkan energi. Energi ini bermanfaat untuk melawan bibit penyakit atau infeksi. Penelitian juga menunjukkan bahwa stres berperan dalam penyakit. Ketika anak sedang berada di bawah tekanan – baik karena urusan sekolah atau sesuatu yang terjadi di rumah, ini dapat menjadi salah satu pemicu munculnya penyakit.
Agar anak dapat beristirahat, sediakan sebuah tempat yang nyaman bagi anak untuk beristirahat. Istirahat tidaklah selalu dalam bentuk tidur dan tidak selalu di tempat tidur. Istirahat dapat diartikan melakukan aktivitas yang menyenangkan, misalnya nonton program televisi favorit, mewarnai bersama dengan satu set krayon yang lengkap. Jika cuaca sedang baik, siapkan tempat yang nyaman di teras, seperti mendirikan tenda dengan bantal yang penuh dan melakukan kegiatan yang mengasyikkan. Atau sekadar tidur berpelukan sambil membacakan buku cerita juga termasuk istirahat yang menyenangkan.
2. Penguapan.
Menghirup udara lembab membantu melonggarkan lendir di bagian hidung. Ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan alat khusus untuk penguapan. Pilihan lainnya adalah mandi dengan air hangat yang sekaligus bermanfaat menciptakan rasa santai pada anak. Atau, berendam selama kurang lebih 15 menit dalam bak mandi. Sebelumnya, teteskan beberapa tetes minyak kayu putih. Uap minyak kayu putih sekaligus berfungsi untuk melegakan hidung yang tersumbat. Untuk anak di atas 2 tahun dapat meneteskan beberapa tetes mentol ke air mandi yang hangat. Jangan gunakan obat semprot hidung pada bayi. Dokter juga tidak menyarankan penggunaan obat semprot untuk anak-anak. Semprotan hidung tidak efektif dan dapat menyebabkan dampak yang buruk, dikhawatirkan terjadi penyumbatan akibat obat yang digunakan.
3. Gosokkan Balsem Penghangat.
Gosokkan balsem penghangat ke bagian dada, leher dan punggung. Saat ini sudah dapat dibeli bebas produk balsem untuk bayi. Dengan demikian Mama tidak perlu khawatir. Balsem khusus untuk bayi aman digunakan untuk bayi. Sedangkan untuk anak yang lebih besar, di atas 2 tahun dapat menggunakan minyak kayu putih atau balsem lainnya. Jangan meletakkan balsem di bagian kulit yang sensitif, atau di wilayah mata, mulut dan hidung atau wajah.
4. Minum cairan ekstra lebih banyak.
Minum banyak cairan dapat membantu mencegah dehidrasi dan mengurangi sekresi hidung anak Mama. Untuk itu siapkan minuman, seperti air putih, jus, smoothie atau minuman favorit lainnya. Khusus untuk bayi dapat mengonsumsi ASI lebih banyak.nakita4
5. Makan sop ayam dan cairan hangat lainnya.
Ini dapat dilakukan mulai bayi usia 6 bulan ke atas. Cairan hangat yang masuk ke dalam perut mampu melegakan dan membantu mengurangi penyumbatan di hidung. Penelitian telah menunjukkan bahwa menkonsumsi sup ayam hangat mampu mengurangi gejala flu seperti nyeri, kelelahan, kemacetan, dan demam. Untuk itu, Mama dapat menyaipakan sop, teh chamomile, jus apel atau cairan lain yang suka disajikan hangat.
6. Menegakkan atau meninggikan posisi kepala.
Posisi kepala yang sedikit lebih tegak atau lebih tinggi dapat membantu anak lebih nyaman bernapas karena lendir pada hidung tidak tertahan di saluran hidung. Untuk itu, Mama perlu menyiapkan handuk atau bantal yang lebih tinggi untuk mengangkat atau meninggikan posisi kepala. Caranya letakkan handuk atau beberapa bantal yang tipis pada bagian kepala. Jangan mengangkat kaki boks karena dapat membuat tempat tidur menjadi tidak stabil. Atau, berikan kesempatan kepada anak, khususnya yang sudah berusia prasekolah ke atas untuk tidur di kursi, bila menurutnya ini lebih nyaman. Posisi duduk semi tegak menyebabkan lendir tidak tertahan di saluran hidung, sehingga tidur terasa lebih nyaman.
7. Mengkonsumsi madu.
Ternyata penelitian terakhir mengungkapkan bahwa mengkonsumsi madu dapat melegakan tenggorokan dan membantu menjinakkan batuk. Penelitian tersebut menyatakan bahwa madu lebih efektif dibandingkan plasebo dan terapi Desktrometorphan dalam mengontrol batuk pada anak dengan infeksi saluran pernapasan atas. Kesimpulan tersebut bedasarkan penelitan yang dipublikasikan Jurnal Pediatrics. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah merekomendasikan madu sebagai pengobatan batuk pada anak dengan infeksi saluran pernapasan atas.
Menurut Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS Depkes) untuk anak usia diatas 1 tahun dapat diberi kecap manis atau madu yang dicampur dengan air jeruk nipis atau lemon. Caranya, berikan 1/2 sampai 1 sendok teh madu. Campur madu dengan air panas dan tambahkan perasan jeruk lemon yang mengandung vitamin C. Bila Mama memberikan di malam hari, ajak anak menyikat gigi setelah minum madu karena madu lengket manis. Madu sering keras pada suhu kamar. Untuk melunakkan itu, ambil beberapa sendok masukkan ke dalam wadah tahan panas dan hangat sebentar ke dalam microwave. Atau, rebus air dan letakkan madu dalam wadah yang diletakkan di atas air sangat panas selama lima atau sepuluh menit.
8. Kumur Air Garam
Ini dapat dilakukan untuk anak usia 4 tahun ke atas. Berkumur dengan air garam dapat membuat tenggorokan menjadi lebih nyaman, sekaligus membantu membersihkan lendir dari tenggorokan. Caranya, 1/2 sendok teh garam dalam segelas air hangat dan aduk. Tambahkan sedikit perasan jeruk lemon, bila suka. Lakukan kumur air garam 4 kali sehari ketikan tenggorokan sedang tidak nyaman.
Beberapa tips mengajari anak berkumur:
• Praktek dengan air biasa.
• Minta anak untuk memiringkan kepalanya dan mencoba untuk menahan air di bagian belakang tenggorokan tanpa menelannya.
• Begitu dia nyaman melakukan hal itu, minta anak mencoba untuk membuat suara dengan tenggorokannya.
• Ajarkan dia untuk meludahkan air daripada menelannya.
Nah, bila batuk anak berlangsung lebih dari 2-3 minggu, itulah waktunya perlu membawa anak ke dokter. Dikhawatirkan masalah lain seperti tuberkulosis, asma dan pertusis menjadi penyebab batuk anak. Selain itu, orang tua juga harus selalu waspada akan adanya napas cepat, kesulitan bernapas, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, anak tidak mau menyusu atau minum atau gejala batuk yang semakin parah, maka segeralah bawa anak ke dokter kapan saja.
Upaya pencegahan penularan Flu adalah dengan memberikan ASI eksklusif, menghindari kontak dengan orang flu, menjalankan ETIKA BATUK yi : menggunakan masker bagi yang flu, mencuci tangan, membuang tisu bekas di tempat sampah dan istirahat cukup.
Pencegahan Flu melalui Vaksinasi
Untuk anak-anak tertentu seperti penderita asma, diabetes, penyakit ginjal dan kelemahan sistim imun, infeksi virus Influenza dapat menyebabkan komplikasi serius, sehingga diperlukan pemberian vaksinasi influenza. Vaksin influenza diberikan satu kali pada usia minimal 6 bulan, yang kemudian diulang setiap tahun, karena vaksin ini hanya efektif selama satu tahun.
Vaksin Pneumokokus mencegah komplikasi infeksi sekunder oleh kuman Pneumokokus yang terutama menyerang anak di bawah usia 2 tahun dan lansia. Vaksin Pneumokokus diberikan pada bayi usia 2,4,6 bulan dan Imunisasi booster pada usia 15-16 bulan. Interval antara dua dosis 4-8 minggu.
Sumber :
Perawatan Anak Sakit dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Depkes RI
Batuk atau Pilek dalam Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS, WHO Indonesia 2009
Paul IM. Et al, Effect of Honey, Dextromethorphan, and No Treatment on Nocturnal Cough and Sleep Quality for Coughing Children and Their Parents, Arch Pediatr Adolesc Med. 2007;161(12):1140-1146
Telah terbit di Nakita Gramedia, Edisi no 811, 21 Oktober 2014 “8 Cara Aman Atasi Gejala Flu”, Dapat juga dibeli melalui Scoop Magazine
0 Komentar