20 Cerita Asyik Pembangun Karakter Anak Muslim

20 Cerita Asyik Pembangun Karakter Anak Muslim

Tugas Putri Tujuh
Cerita Rakyat Riau
Penulis : dr Vicka Farah Diba

Pada zaman dahulu kala, terdapat sebuah kerajaan bernama Seri Bunga Tanjung yag dipimpin oleh seorang Ratu bernama Cik Sima. Ratu Cik Sima memimpin kerajaan dengan arif dan bijaksana. Sehingga rakyatnya hidup makmur dan Negeri Seri Bunga Tanjung terkenal sebagai negeri yang damai.

Ratu Cik Sima memiliki tujuh orang Putri nan elok rupawan, yang dikenal dengan nama Putri Tujuh. Ketujuh Putri tersebut tinggal di sebuah pesanggarahan tak jauh dari istana Ratu Cik Sima. Dari ketujuh putri tersebut, putri bungsu memiliki rambut panjang dan ikal terurai bagai mayang sehingga Putri bungsu juga dikenal dengan sebutan Putri Mayang Sari atau Mayang Mengurai. 

Ratu Cik Sima tak pernah pilih kasih pada ketujuh anaknya. Ia memberi mereka tugas yang sama setiap hari untuk belajar bertanggung jawab. Putri Sulung diberi tugas membunyikan lonceng di Menara Pesanggrahan pada saat ayam jantan berkokok. Putri Kedua menyalakan api di tungku untuk memanaskan air setelah terdengar bunyi lonceng. Putri Ketiga menyiapkan bak bak mandi. Putri keempat menyiapkan panci dan alat masak di dapur. Putri kelima dan keenam mengambil air di sumur. Putri ketujuh mengambil beras di lumbung untuk menanak nasi. Biasanya, ketujuh Putri itu menjalankan semua tugas mereka sambil bernyanyi. Lirik lagu yang diberi judul Tujuh putri itu berbunyi :
“Umbut mari mayang diumbut.
Mari diumbut di rumpun buluh.
Jemput mari dayang dijemput.
Mari dijemput turun bertujuh.
Ketujuhnya berkain serong.
Ketujuhnya bersubang gading.
Ketujuhnya bersanggul sendeng.
Ketujuhnya memakai pending”

Beranjak remaja, Putri Sulung sebagai calon Ratu penerus kerajaan sering dipanggil ke istana oleh Ibunya Ratu Cik Sima untuk belajar bersama para tetua kerajaan. Bila Putri Sulung dipanggil ke istana untuk belajar, keenam adiknya menghabiskan waktu dengan berenang di Lubuk Umai, sebuah kolam pemandian tak jauh dari hulu Sungai Umai.
Karena masih kecil, Putri bungsu Mayang Sari, belum mampu merawat rambutnya yang panjang. Sehingga biasanya Putri sulung membantu Mayang Sari menyisir rambutnya sebelum tidur. Terutama sehabis berenang di Lubuk Umai, Rambut Mayang Sari yang panjang dan ikal menjadi basah dan kusut. Sambil menahan kantuk karena lelah belajar seharian, Putri Sulung menyisiri rambut adiknya sebelum mereka berangkat tidur.
Akibat kecapekan belajar seharian, Putri Sulung tertidur dengan sangat lelap. Ia tak mendengar Ayam Jantan berkokok di pagi hari sehingga tak melaksanakan tugasnya membunyikan lonceng di Pesanggrahan.
Putri Bungsulah yang terbangun pertama kali dan menyadari bahwa matahari sudah beranjak tinggi. Ia lalu membangunkan kakak-kakaknya dengan panik “Kak, Bangun kak, Kita sudah kesiangan”
“Kenapa kesiangan?”tanya Putri Kelima
“Aku belum mendengar bunyi Lonceng” ujar Putri Ketiga kebingungan “Mana mungkin kita kesiangan?”
“Lihat, matahari sudah tinggi” Putri Bungsu berkata sambil membuka lebar lebar jendela kamar mereka
Serentak kakak kakaknya berteriak oleh karena silaunya cahaya matahari yang tiba tiba menyinari mata mereka. Teriakan adik adiknya itu lalu membuat Putri Sulung terbangun.
“Kakak, kenapa Lonceng belum dibunyikan?” tanya Putri Kedua
“Matahari sudah beranjak tinggi” tunjuk Putri keempat ke jendela
“Aduh, aku terlambat memanaskan api di tungku” keluh Putri Kedua
“Aku juga belum mengambil air di sumur” seru Putri Keenam

Belum sempat Putri Sulung menjawab, dari luar kamar terdengar langkah kaki tergopoh gopoh yang menghampiri kamar mereka. Ternyata Ibunda Ratu Cik Sima datang bersama para dayang dayang Pesanggrahan untuk memeriksa keadaan Ketujuh Putri. Mereka merasa khawatir karena tidak melihat Ketujuh Putri sejak pagi.
Selain itu, rupanya para dayang juga tidak bisa memasak sarapan karena tidak ada air dan beras pagi itu, sehingga pegawai kerajaan pun menjadi kelaparan. Mereka tentunya tidak bisa bekerja sebelum makanan disiapkan oleh para Dayang. Bahkan Ratu Cik Sima juga belum mandi karena tidak ada air panas di bak mandi.
“Maaf Ibu Ratu. Ini memang salah saya. Karena bangun kesiangan” sesal Putri Sulung
“Bukan Ibu Ratu. Ini adalah kesalahan Mayang Sari” seru Putri Bungsu “Tadi malam, Kakak Sulung yang sudah terlalu lelah, harus menyisir rambut Mayang Sari sebelum tidur”
“Bukan Ibu Ratu. Ini salah kami” ujar Putri Kedua pula “Seharusnya kami membantu Mayang Sari menyisir Rambutnya agar Kakak Sulung bisa beristirahat”
“Kami tak menyadari betapa penting tugas yang diberikan Ibu Ratu kepada kami” sambung Putri Kelima
“Sudah sudah.. Tidak usah mencari kesalahan siapapun” sela Ratu Cik Sima “Ibu Ratu percaya kalian tidak sengaja melakukannya. Dan Ibu Ratu juga senang kalian sudah menyadari pentingnya kerjasama dalam melaksanakan tugas”
“Sekecil apapun peran yang kita kerjakan, bila kita melaksanakan dengan sungguh sungguh dan baik dapat berguna bagi orang lain” jelas Ibu Ratu
“Siap Ibu Ratu, kami akan menyelesaikan tugas kami hari ini” Jawab Putri Sulung. Maka bergegaslah ketujuh Putri itu melaksanakan tugas mereka masing masing, agar para Dayang dapat menyiapkan makanan untuk penghuni istana dan Ibu Ratu dapat mandi sebelum memulai tugas-tugasnya.

Moral cerita :
Jujur Mengakui Kesalahan
Bekerjasama dalam bekerja
Jangan remehkan peran dan tugas sekecil apapun

20 Cerita Asyik Pembangun Karakter Anak Muslim

20 Cerita Asyik Pembangun Karakter Anak Muslim

Baca kumpulan cerita menarik karya dr Vicka Farah Diba lainnya dalam Buku “20 Cerita Asyik Pembangun Karakter Anak Muslim” Penerbit Al Kautsar