Bila dapat terdeteksi secara dini, kanker pada anak bisa disembuhkan dengan pengobatan dan terapi yang baik.

Penyakit keganasan pada anak, walaupun kejadiannya jarang, merupakan penyebab kematian kedua terbanyak pada anak di negara maju setelah kecelakaan.

Sebut saja namanya Putri, usianya baru 2 tahun. Orangtuanya membawa Putri ke dokter dengan keluhan mata kanan juling dan muncul bintik putih di mata. Dari hasil pemeriksaan dokter, ternyata balita perempuan itu menderita kanker mata (retinoblastoma).
Betapa terpukulnya orangtua Putri begitu mengetahui buah hatinya menderita kanker. Terlebih lagi ketika dokter menyatakan kanker tersebut sudah memasuki tahap lanjut. Terbersit rasa sesal dan pertanyaan di hati, apakah hal ini dapat dideteksi lebih awal agar penanganannya tidak terlambat.

Penyakit keganasan atau yang lebih banyak dikenal sebagai kanker, adalah penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan sel-sel abnormal dan penyebaran ke organ tubuh lain. Jenis penyakit keganasan bergantung pada jenis sel tubuh yang berubah menjadi tidak normal.
Penyakit keganasan pada anak dapat dijumpai sejak usia bayi (kurang dari satu tahun) hingga remaja. Penyakit keganasan pada anak, walaupun kejadiannya jarang, merupakan penyebab kematian kedua terbanyak pada anak di negara maju setelah kecelakaan. Hingga saat ini penyebab kanker pada anak belum diketahui secara pasti. Terjadinya kanker biasanya adalah multifaktorial, jadi tidak hanya 1 faktor saja yang menyebabkan, tetapi ada kombinasi dari berbagai faktor pencetus. Jenis keganasan yang ditemukan pada anak juga berbeda dari dewasa. Beberapa di antaranya memberi respons yang lebih baik terhadap pengobatan, terutama kemoterapi dan radioterapi. Respon pengobatan Angka kesembuhan lebih tinggi apabila diobati pada stadium dini. Tubuh anak juga lebih tahan terhadap efek samping kemoterapi.

LEUKEMIA DAN KANKER BOLA MATA
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan prevalensi kanker anak umur 0—14 tahun sekitar 16.291 kasus. Jenis kanker yang paling banyak diderita anak di Indonesia yaitu kanker darah (leukemia) dan kanker bola mata (retinoblastoma).
Retinoblastoma biasanya didiagnosis pada anak berusia 2—3 tahun dan pada 40% kasus dapat dijumpai keterlibatan kedua bola mata. Angka kematian di negara berkembang akibat retinoblastoma masih tinggi sekitar 40—70%. Hal ini disebabkan diagnosis ditegakkan pada saat penyakit dalam keadaan sudah lanjut.

Leukemia didefinisikan sebagai penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang, ditandai dengan berkembangnya sel-sel darah putih (leukosit) secara tidak teratur, tidak terkendali, dan fungsinya menjadi tidak normal. Oleh karena proses tersebut, fungsi fungsi lain dari sel darah pun ikut terganggu hingga menimbulkan gejala leukemia.
Leukemia akut pada anak-anak mencakup 30—40% dari keganasan pada anak dan dapat terjadi pada semua umur. Insiden terbesar terjadi pada usia 2—5 tahun dengan rata-rata 4—4,5 kasus per tahun per 100.000 anak di bawah umur 15 tahun.

TANDA AWAL PENYAKIT KEGANASAN
Minimnya pengetahuan orangtua tentang kanker, menjadi salah satu penyebab kanker yang diderita anak-anak selalu ditemukan dalam kondisi stadium lanjut. Padahal, bila dapat terdeteksi secara dini, kanker pada anak bisa disembuhkan dengan pengobatan dan terapi yang baik.
Meski kejadian penyakit keganasan pada anak sulit dicegah, untuk beberapa jenis keganasan, pengobatan yang dilakukan dengan tepat pada stadium awal dapat mencapai angka kesembuhan yang tinggi. Pengenalan tanda-tanda penyakit keganasan sejak dini dapat meningkatkan angka kesembuhan dan harapan hidup anak yang mengalaminya.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), beberapa tanda awal penyakit keganasan pada anak adalah:

  • Mata terlihat seperti mata kucing ketika terkena cahaya.
  • Demam, pucat, kelelahan, serta perut membesar tanpa sebab yang jelas.
  • Benjolan yang tampak makin membesar dalam waktu singkat.
  • Tanda-tanda perdarahan, misalnya, bintik-bintik merah yang tidak hilang saat ditekan, memar yang timbul spontan, mudah memar atau lebam ketika terkena benturan yang tidak terlalu keras, perdarahan gusi atau mimisan tanpa sebab yang jelas
  • Nyeri tulang atau sendi.
  • Nyeri kepala, terutama disertai muntah-muntah di pagi hari atau penglihatan kabur atau ganda.
  • Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas.

Meskipun demikian, tanda-tanda di atas belum tentu disebabkan oleh penyakit keganasan, mungkin dapat disebabkan oleh infeksi atau cedera. Penyakit keganasan pada anak sering kali sulit untuk segera dikenali karena gejala awalnya sering kali mirip dengan penyakit lain yang lebih ringan.

Namun demikian, tak ada salahnya memeriksakan ke dokter apabila ditemukan tanda-tanda tersebut, sehingga anak dapat memperoleh pengobatan yang diperlukan. Semakin cepat ditemukan, semakin cepat pula penanganan yang tepat untuk penyakit keganasan pada anak dapat dimulai dan angka kesembuhannya pun semakin tinggi.

Penulis:
dr. Henry Kodrat, SpOnkRad.
Departemen Radioterapi, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Penulis:
dr. Vicka Farah Diba, MSc., SpA,
http://www.dokteranakku.net