Kisah Merpati Mekah
Penulis : dr Vicka Farah Diba

Subhanallah Walhamdulillah Wala ilaha Ilallah Wallahu Akbar…

Alunan zikir dan doa terus dikumandangkan ketika Aisyah dan Raihan berada di Mekah bersama kedua orangtua mereka. Ini adalah pengalaman pertama bagi Aisyah dan Raihan, bocah kembar tak identik berusia 7 tahun tersebut menunaikan ibadah Umroh. Aisyah dan Raihan bersemangat melaksanakan semua ritual ibadah, sehingga tak pernah merasa lelah. Walau terkadang mereka juga suka manja dan minta dipanggul bergantian di pundak Ayah saat tawaf berkeliling Ka’bah.

Shalat berjamaah di Masjidil Haram selain nikmat ditemani tiupan angin sepoi sepoi juga berpahala besar, dimana satu kali shalat di Masjidil Haram lebih utama dari seratus ribu kali shalat di masjid lainnya. Aisyah dan Raihan juga bersemangat saat berkunjung ke berbagai tempat bersejarah di kota Mekah yang selama ini hanya mereka baca dalam buku pelajaran agama saja. Mendaki Gua Hira, tempat Rasullulah SAW menerima wahyu pertamanya dari Malaikat Jibril dan Mengunjungi Jabal Rahmah, tempat pertemuan Adam dan Hawa nenek moyang seluruh umat manusia. 

Tak ketinggalan pengalaman luar biasa saat menyaksikan secara langsung mukjizat kota Madinah yang sangat subur karena banyak sumber air (oase). Semua berkat doa Rasullah SAW, yang pernah meminta kepada Allah SWT untuk menjadikan Madinah memiliki dua kali berkah dari Mekah. Saat di Madinah, Raihan dan Aisyah juga Berziarah ke Jabal Uhud, bukit kemerahan yang menjadi saksi gugurnya para Syuhada. Serta menunaikan sholat di Mesjid Quba, masjid pertama yang dibangun oleh Rasullulah SAW di Madinah. Dan mengunjungi percetakan Alquran terbesar di dunia. Sungguh semua merupakan pengalaman yang tak terlupakan

Hal lain yang menjadi kegemaran bagi Aisyah dan Raihan saat berada di kota Mekah adalah memberi makan burung merpati. Setiap hari ada ratusan burung merpati beterbangan bebas di kota Mekah terutama pada pagi dan sore hari. Merpati di kota Mekah ini diberi makan oleh penduduk dan para pengunjung kota Mekah dengan biji bijian. Termasuk Aisyah dan Raihan yang selalu rajin memberi makan mereka sambil menunggu datangnya waktu sholat Ashar.
“Aisyah, Raihan, waktu untuk sholat Ashar hampir tiba. Segera selesaikan bermainnya dan berangkat ke Masjid” Panggil Ayah.
Keasyikan si kembar bersama merpatipun terhenti, mereka lalu menyusul kedua orangtuanya berangkat ke Mesjid.
“Bunda, banyak sekali burung merpati di kota Mekah ini ya. Bahkan mereka juga ada di pelataran Masjid dan sering beterbangan di dalam Masjidil Haram” ujar Aisyah
“Kamu memang anak yang cermat Aisyah” Puji Bunda “Besok kita bermain lagi bersama merpati itu ya”
“Bunda, bolehkah kami memberi makan merpati yang ada di pelataran masjid atau di dalam Masjidil Haram?” Tanya Raihan.
“Jangan sayang, karena itu akan mengotori Masjid. Bahkan merpati itu saja tidak pernah membuang kotorannya di Masjidil Haram. Sehingga kita tidak pernah menemukan kotoran merpati baik di pelataran maupun di dalam Masjidil Haram kan?” Jawab Bunda
“Hmmm…benar juga. Pintar sekali merpati merpati itu ya Bunda” ujar Raihan.
“Lalu, bagaimana merpati di Masjidil Haram mendapat makan, jika kita tidak boleh memberi mereka makan biji bijian? Tanya Aisyah
Mendengar pertanyaan Aisyah, Ayahpun berhenti di tengah pelataran Masjidil Haram. Ayah kemudian menunjuk sekumpulan merpati yang ada di sekitar mereka
“Coba perhatikan dengan baik merpati merpati itu dan lihat apa yang mereka lakukan”
Aisyah dan Raihan pun berdiri diam di samping Ayah dan ikut memperhatikan apa yang ditunjuk oleh Ayah mereka.
Subhanallah.., Merpati di Masjidil Haram ternyata sedang makan Belalang gemuk nan lezat yang banyak berdatangan ke pelataran Masjid.
“Wah, darimana belalang belalang itu datang ya Bunda?” tanya Raihan heran “Disekitar Masjidkan tidak ada semak maupun dedaunan”
“Maha Suci Allah dan tidak ada suatu binatang melatapun di muka bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semua telah tertulis dalam kitab yang nyata (Lauf Mahfuz) QS HUD :6 ” jawab Bunda.
“Sesungguhnya Allah Swt Maha Kaya dan Maha Mencukupi dan Setanlah yang selalu menakut-nakuti manusia dengan kemiskinan dan menyuruh manusia berbuat kikir. Kewajiban kita sesungguhnya hanya berusaha semaksimal mungkin mencari karunia Allah sesuai perintahNya” sambung Ayah
“Subhanallah” Ujar Aisyah dan Raihan serentak “Maha Suci Allah. Semoga kita tergolong orang-orang yang lurus”
Keluarga kecil itu kemudian bergegas mengambil wudhu, karena suara Adzan Ashar sudah mulai terdengar berkumandang dari Masjidil Haram.

Moral Cerita :
• Ibadah Umroh meningkatkan keimanan pada Allah SWT
• Allah menjamin rezeki semua mahluk