SAHABAT KELUARGA - Berapa lama anak-anak anda kecanduan screen time atau waktu menatap layar gawai (gadget)? Satu jam, dua jam, empat jam, atau sepanjang hari? 

American Academy of Pediatrics (AAP) pernah melakukan riset. Hasilnya, semakin banyak anak-anak yang menatap layar gadget, yakni rata-rata sekitar tujuh jam setiap harinya. Dengan waktu menatap layar gawai selama itu, berdampak pada kurangnya kegiatan bersama dengan keluarga, kurangnya waktu tidur, ranking akademik rendah, dan risiko menderita kegemukan atau obesitas. 

Laporan terbaru dari Joan Ganz Cooney Center, sebuah kelompok riset nirlaba yang didirikan oleh Sesame Workshop memperlihatkan, semakin besar dan semakin banyak menghabiskan waktu menatap layar, ada penurunan dalam hal keterlibatan anak-anak dalam aktivitas pendidikan. 

Vicka Farah Diba, Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru, mengatakan, ada empat dampak negatif bila anak kecanduan screen time, yakni: 

  1. Semakin besar kemungkinan terpapar konten dewasa dan kekerasan 
  2. Berkurangnya intensitas interaksi dengan orangtua 
  3. Perilaku anak cenderung agresif, temperamental dan bermasalah dalam kontrol emosi 
  4. Meningkatnya resiko obesitas, kardiovaskuler, depresi dan gangguan tidur 
  5. Keterlambatan belajar. 

Dengan berbagai dampak buruh screen time ini, AAP merekomendasikan antara lain: 

  • Anak usia kurang dari 18 bulan hindari dari paparan gawai 
  • Untuk usia 18-24 tahun, bila orangtunya ingin mengenalkan pada gawai, sebaiknya memilih program atau aplikasi yang berkualitas dengan pendampingan 
  • Hindari penggunaan gawai pada saat makan, saat mengerjakan tugas sekolah dan satu jam sebelum tidur 
  • Hindari penggunaan gawai untuk menenangkan anak yang sedang menangis atau rewel karena akan berpengaruh pada perkembangan pengendalian emosinya 
  • Tetapkan waktu tanpa gawai setiap harinya, misalnya saat makam malam berama keluarga dan lokasi-lokasi tertentu bebas gawai, seperti kamar tidur 
  • Atur waktu untuk aktivitas fisik dan olahraga bersama 
  • Biasakan anak-anak untuk melakukan aktivitas seperti membaca, olahraga, hobi, dan lainnya 
  • Orangtua juga perlu mengurangi screen time-nya untuk memberi contoh 

Menurut Katherine Lee, seorang pakar di bidang anak-anak usia sekolah, seperti ditulis di about.com, mengurangi screen time pada anak-anak memungkinkan terciptanya waktu interaksi bersama semua anggota keluarga dan berbicara satu sama lain. Selain itu juga memberi waktu lebih bagi anak-anak untuk bermain di luar rumah serta berolahraga atau membaca buku. 

Bahkan menurut Lee, penelitian-penelitian menunjukkan bahwa memangkas screen time juga bisa memiliki efek positif terhadap kesejahteraan fisik, sosial, dan perilaku anak, dan bahkan bisa meningkatkan performa akademis. 

Penelitian yang dipimpin Douglas Gentile, PhD, seorang associate professor bidang psikologi dari Iowa State University dan pakar ternama di bidang pengaruh media pada anak dan orang dewasa menunjukkan, pengurangan screen time pada anak-anak telah meningkatkan dan memperbaiki tidur si anak, menurunkan indeks massa tubuh, dan menghasilkan ranking atau peringkat si anak di sekolah. 

Orangtua mungkin tidak menyadari dampak dari pembatasan dan pengawasan screen time secara langsung. Namun kata Gentile, ada dampak yang disebut sebagai ripple effect atau efek riak. Mengawasi screen time dan konten tidak dengan segera menimbulkan perubahan, namun seiring waktu berjalan ada manfaat yang besar bagi kesehatan dan kesejahteraan anak. Menurut penelitian itu, semakin banyak pengawasan orang tua akan mengurangi jumlah total screen time pada anak akan perbaikan kualitas tidur, indeks massa tubuh yang lebih rendah, performa yang lebih baik di sekolah, perilaku sosial yang lebih baik, serta mengurangi agresi. 

Berikut strategi mengurangi screen time pada anak yang bisa Ayah-Bunda coba: 

1. Tentukan batasan waktu Tentukan aturan dan batasan waktu untuk screen time, misalnya satu jam menonton TV setelah pekerjaan rumah atau tidak lebih dari 30 menit total untuk chatting dengan teman-teman. Laksanakan ketentuan ini secara ketat. Ketika si anak memohon, merengek, dan menawar untuk bermain gadget, teguhlah dan bersikaplah sekonsisten mungkin. 

2. Keluarkan layar dari kamar anak Jangan izinkan anak Anda membawa gawai di kamarnya. Membawa gawai di kamar tidak hanya berkaitan dengan nilai ulangan yang buruk, masalah tidur, dan kegemukan pada anak, ini juga soal godaan dan keinginan pada anak. 

3. Ketahuilah apa yang dilihat anak Anda Penelitian menunjukkan bahwa menonton atau melihat konten tayangan bersama anak dan secara aktif membahas tema tayangan itu, memikirkan secara kritis apa yang sedang ditonton, dan membicarakan soal pengaruh dan makna dari konten yang sedang dilihat, merupakan salah satu jenis pengawasan terbaik yang bisa dilakukan oleh orangtua. Biasakan diri Anda untuk mengetahui apa yang dilihat dan didengar oleh anak Anda ketika mereka sedang online. 

4. Perlu ’bertengkar’ dengan anak mengenai screen time Anak Anda mungkin akan marah ketika screen time-nya dibatasi dan diawasi. Namun ingatlah bahwa dalam jangka panjang ada banyak manfaat bagi anak Anda sendiri. Yanuar Jatnika.

Sumber: https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=249900676