Syarat Vaksin Pfizer Diperbolehkan untuk Anak 12+, Simak Juga Efek Sampingnya
Itu artinya, ada 1 dari 8 anak yang tertular COVID-19, Bunda. Tentu ini menjadi warning tersendiri bagi orang tua, mengingat belum ada vaksin khusus COVID-19 untuk anak di bawah usia 12 tahun.
Apalagi sejauh ini sudah terdata 2,9 persen anak usia 1-5 tahun terinfeksi COVID-19. Sedangkan 9,7 persen dialami anak usia sekolah hingga remaja di rentang usia 6-18 tahun. Tingginya anak yang terinfeksi ini menyebabkan kematian sebanyak 0,6 persen pada anak balita dan 0,6 persen di usia anak-anak hingga remaja.
Vaksin COVID-19 untuk anak 12+
Untungnya, sejak awal Juli 2021 lalu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan bahwa anak berusia 12-17 tahun sudah boleh menerima vaksin. Setidaknya, hal ini menjadi angin segar untuk melindungi anak-anak dari penularan virus COVID-19 ya, Bunda.
Awalnya, vaksin COVID-19 yang diperbolehkan diberikan pada anak yaitu inactivated vaccine buatan Sinovac. Sama seperti vaksin COVID-19 untuk dewasa, dosis pemberian vaksinasinya pun diberikan sebanyak dua kali dengan kandungan 0,5 ml. Sedangkan rentang interval waktunya yaitu satu bulan.
Kapan vaksin untuk anak 3-11 diberikan?
Banyak orang tua yang harap-harap cemas menanti kelanjutan mengenai aturan pemberian vaksin COVID-19 untuk usia anak yang lebih kecil. Hingga sejauh ini, IDAI sendiri mengatakan bahwa vaksin COVID-19 untuk anak usia 3-11 tahun menunggu hasil kajian untuk menilai keamanan dan dosis dengan jumlah dan subjek yang memadai.
Merujuk aturan IDAI, untuk anak yang belum mendapat vaksin perlu dilindungi dengan cara:
- Di rumah saja
- Bila bepergian jauhi kerumunan, jaga jarak, gunakan masker
- Cuci tangan pakai sabun
- Pemberian ASI dan makanan bergizi seimbang
- Istirahat cukup
- Aktivitas Fisik
- Lengkapi Imunisasi Dasar, Imunisasi anjuran PCV dan Influenza
Update Vaksin COVID-19 untuk untuk anak 12+
Kemenkes melalui aturan terbaru nomor SR 02.06/I/2151/2021 perihal penggunaan vaksin COVID-19 Comirnaty (Pfizer-BioNTech) untuk anak kelompok usia 12-17 tahun, menyatakan bahwa vaksin Pfizer-BioNtech sudah boleh diberikan pada anak rentang usia tersebut dengan dua dosis (0,3 ml) yang dilakukan secara intramuskular dengan interval waktu 21 hari.
Syarat anak di atas 12 tahun boleh menerima vaksin Pfizer
Sebelum menerima vaksinasi COVID-19 mRNA Pfizer, persiapkan beberapa hal berikut ini:
1. Anak dalam keadaan sehat, tidak demam, tidak batuk, atau pilek. Anak mendapatkan istirahat yang cukup dan mengonsumsi makanan bergizi.
2. Pelajari kondisi khusus yang membuat Si Kecil tidak dapat divaksin. Misalkan, ada alergi dari vaksinasi sebelumnya atau memiliki riwayat penyakit tertentu, seperti asma atau autoimun, penyakit kronis yang tidak terkendali, atau sedang menjalani kemoterapi.
3. Anak tidak mendapat imunisasi apapun dalam 1 bulan terakhir.
4. Anak sudah sembuh dari COVID-19 selama 3 bulan.
5. Beri penjelasan kepada anak terkait pandemi COVID-19. Beritahukan bahwa ia akan mendapat suntikan di lengan. Suntikan tersebut berfungsi untuk membangun tentara yang akan melawan virus-virus di dalam tubuh.
7. Dampingi anak pada hari penyuntikan. Bantu anak menjawab pertanyaan di meja skrining. Jawablah dengan sejujurnya terkait kondisi kesehatan anak.
8. Setelah vaksinasi, pastikan data anak tercatat dengan benar. Catat tanggal berapa anak akan mendapatkan dosis keduanya.
9. Awasi efek samping vaksinasi. Jika Si Kecil sehat, biarkan mereka melakukan aktivitas seperti biasa. Apabila ditemukan gejala selain nyeri di lengan, segera hubungi dokter. Nomor kontak dokter tercantum pada lembaran surat vaksinasi.
10. Tetap lakukan protokol kesehatan setelah mendapat vaksin lengkap. Ajari anak untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi aktivitas di luar rumah.
Kondisi anak yang tidak boleh diberikan vaksin Pfizer:
Setelah mengetahui beberapa syarat diperbolehkan menerima vaksin, Bunda juga perlu mengetahui kondisi anak yang dilarang menerima Pfizer, seperti di bawah ini:
1. Defisiensi imun primer, penyakit autoimun tidak terkontrol.
2. Penyakit Sindrom Guillian Barre, Mielitis Transvera, Acute demyelinating encephalomyelitis.
3. Anak yang menjalankan pengobatan kanker dengan menjalani kemoterapi/ radioterapi.
4. Sedang mendapat pengobatan imunosupresan/sitostatika berat.
5. Mengalami demam 37,5 celcius atau lebih
6. Sembuh dari COVID-19 kurang dari 3 bulan.
7. Baru saja mendapatkan vaksinasi lain kurang dari 1 bulan.
8. Hamil.
9. Hipertensi tidak terkendali
10. Diabetes melitus tidak terkendali.
11. Penyakit-penyakit kronik atau kelainan kongenital tidak terkendali.
EFEK SAMPING VAKSIN PFIZER UNTUK ANAK
Kejadian Ikutan Pasca Vaksin (KIPI) vaksin Pfizer pada anak
Menurut ketua BPOM, Penny Lukito, keamanan vaksin mRNA Pfizer dapat ditoleransi, Bunda. Efektivitasnya mencapai 96 persen dalam melindungi tubuh dari virus COVID-19. Namun, ada kemungkinan menimbulkan Kejadian Ikutan Pasca Vaksin (KIPI) seperti beberapa di bawah ini:
1. Nyeri badan di tempat bekas suntikan
2. Kelelahan
3. Nyeri kepala
4. Nyeri otot
5. Nyeri sendi
6. Demam
Sedangkan KIPI vaksin Sinovac pada anak usia 12-17 tahun dilaporkan terbanyak, yaitu di angka 13 persen menyebabkan nyeri ringan di bagian yang menerima suntikan. Namun, tidak ada laporan mengenai keluhan demam.
0 Komentar