Mempersiapkan Ramadan untuk Anak, Apa Saja? 


RAMADAN tinggal menghitung hari. Biasanya, selain mempersiapkan kebutuhan dapur, Bunda juga akan disibukkan dengan memenuhi keperluan Si Kecil yang sudah mulai berpuasa.

Kira-kira, apa saja ya Manfaat puasa bagi Ananda dan keperluan apa saja yang disiapkan agar anak tetap sehat dan semangat berpuasa?


Yuk, kita simak percakapan dengan dr Vicka Farah Diba, Msc SpA berikut ini!


Q: Apakah anak-anak sudah boleh berpuasa?

A: Tentu saja anak-anak boleh berpuasa. Dengan mengajarkan sejak dini, mereka akan menjalankannya sebagai sebuah kebiasaan dan bukan lagi tekanan. Berpuasa sangat bermanfaat bagi Kesehatan dan kecerdasan spiritual anak di masa mendatang.

Sebagaimana hadits Nabi Muhammad Saw: “Kami puasakan pula anak-anak kecil kami, dan kami berangkat ke masjid dengan mainan dari kapas buat mereka, jika ada salah seorang dari mereka menangis minta makanan, kami berikan mainan itu kepadanya sampai masuk waktu berbuka.” (HR Bukhari dan Muslim)


Q: Bagaimana tahapan latihan puasa untuk anak?

A: Usia ideal bagi anak untuk berlatih puasa adalah 7 tahun, sesuai anjuran Nabi Muhammad Saw yang mengajarkan anak salat. Namun jika sebelum usia tersebut anak sudah mampu berpuasa, maka anak boleh berpuasa dengan tetap memerhatikan kondisi kesehatan tubuhnya.

Untuk anak 5-6 tahun, belajar puasa setengah hari sudah cukup baik. Untuk adik-adik berusia 4 tahun, sudah mulai dapat dilibatkan dalam berbagai ritual agama sepanjang Ramadan, seperti shalat tarawih, tadarus Al-Qur’an, serta bangun sahur dan berbuka puasa bersama keluarga


Q: Apa manfaat puasa untuk anak?

A: Ibadah puasa mempunyai banyak manfaat untuk anak, seperti meningkatkan kedisiplinan, melatih mengendalikan diri, dan meningkatkan kesehatan tubuh.


Q: Apa manfaat puasa untuk kesehatan tubuh anak?

A: Puasa bermanfaat untuk meningkatkan meningkatkan daya tahan tubuh anak, mencegah kanker, dan meningkatkan kerja insulin


Q: Apa yang terjadi dengan metabolisme tubuh saat anak berpuasa? Apakah ada efek puasa terhadap lambung atau pencernaan anak?

A: Puasa yang berlangsung 12-13 jam tidak akan mengganggu kesehatan tubuh anak sehat. Tubuh akan melakukan adaptasi dengan baik, yaitu menggunakan cadangan yang ada dalam tubuh serta memperlambat metabolisme yang ada. Makanan yang kita makan saat sahur, dapat mempertahankan kadar gula dalam darah hingga 4 jam. Setelah itu, tubuh mulai memecah cadangan yang ada dalam hati. Dalam kurun waktu 16 jam sejak terakhir kita makan, tubuh akan memecah lemak dan protein untuk tetap mempertahankan kadar gula dalam darah dan mempertahankan metabolisme tubuh. Jadi, dapat disimpulkan bahwa puasa selama 10-12 jam tidak membuat kesehatan tubuh anak terganggu.


Q: Apa yang orangtua perlu ketahui saat mengenalkan puasa pertama kali pada anak?

A: Latihan puasa jangan menjadi beban. Kalau anak sudah menyatakan tidak kuat, segera hentikan. Pada kasus tertentu, ada anak-anak yang tetap memaksa berpuasa meski kondisinya sudah lemah. Sebagai orangtua, kita harus memantau kondisinya. Bila anak terlihat lemas, bujuk agar membatalkan puasanya.

Ciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga selanjutnya lebih mudah memotivasinya berpuasa. Pastikan anak dalam keadaan sehat, siapkan menu berbuka dan sahur yang bergizi seimbang. Buat menu kesukaan anak, cukupi kebutuhan cairan anak, dan kenalkan ritual ibadah selama berpuasa.


Q: Apa yang harus dilakukan orangtua, bila anak menolak untuk puasa?

A: Yang terpenting adalah mengenalkan ritual berpuasa dan maknanya. Lakukan secara bertahap, sesuai usia dan kemampuan anak.


Q: Jenis makanan apa yang tepat untuk anak saat sahur?

A: Berdasarkan anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pilihlah gabungan menu sahur berupa: makanan dengan indeks glikemik rendah (mampu mempertahankan gula darah lebih lama), yaitu beras merah, ubi, kacang hijau, oatmeal, roti gandum, apel, jeruk, dan pisang.

Protein, lemak, serat  (mampu mempertahankan rasa kenyang), seperti serat, salad, daging, dan ikan. Cukupi pula kebutuhan cairan 1500-2000 ml per hari, dengan susu atau air putih.


Q: Jenis makanan apa yang tepat untuk anak berbuka?


A: Berdasarkan anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pilihlah gabungan menu berbuka untuk anak berupa: makanan dengan indeks glikemik tinggi (meningkatkan gula darah dengan cepat), yaitu kurma, manisan buah, buah dalam kaleng, semangka, donat, kentang, nasi, dan roti. Cukupi pula kebutuhan cairannya.


Q: Perlukah suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh anak selama berpuasa?

A: Bila konsumsi makanan anak saat sahur dan berbuka sudah tercukupi kandungan gizinya (karbohidrat, protein, lemak, serat dan vitamin), maka suplemen makanan tidak mutlak dibutuhkan untuk menjaga daya tahan tubuh anak.


Nah Bunda, sudah siap melatih anak untuk menjalankan ibadah puasa Ramadan-nya? Yang perlu diingat, cukupi kebutuhan gizi anak, jangan memaksa, dan sesuaikan dengan kemampuan Si Kecil, ya! 

farahicon.png

dr Vicka Farah Diba Msc SpA -Dokter Spesialis Anak & Penulis Buku-