Menjadi Orangtua dan Pasien yang Pintar
Peran orang tua memang tiada duanya dan tidak bisa digantikan oleh siapapun bagi si buah hati. Ketika si kecil sakit, karena rasa sayangnya orangtua pun menjadi sangat panik dan kuatir. Nah, tentunya tidak harus seperti itu ya, Bagaimanapun selalu ada cara menjadi orangtua dan pasien yang pintar bagi buah hati kita 🙂
Menjadi orangtua dan pasien yang pintar :
1. Selalu siap sedia
Sedia payung sebelum hujan. Pepatah ini sangat benar, sehingga sebelum anak sakit, Ibu sebaiknya menyediakan beberapa alat kesehatan penting di rumah seperti : Kotak P3K, termometer, kassa dan tongue spatel. Sediakan juga obat obatan yang sering dipakai seperti : Obat penurun panas, anti kejang dan betadine. Jangan lupa catat nomor telepon penting RS atau Ambulans yang dapat dihubungi dengan segera.
Bekali diri dengan ilmu mengenai penggunaan alat dan obat kesehatan tersebut serta bagaimana menangani kegawatan di rumah seperti : kejang demam, anak tersedak, diare dan demam. Ibu dapat mempelajari hal tersebut dari buku atau situs kesehatan anak seperti Dokter Anakku. Sehingga ibu dapat memberikan pertolongan pertama pada anak di rumah sebelum dibawa ke dokter.
2. Mencegah lebih baik daripada mengobati
Sebagian besar penyakit yang membuat orang tua membawa anak ke dokter sebenarnya disebabkan oleh hal hal kecil yang dapat dicegah dengan membiasakan hidup sehat dan disiplin. Contohnya :
- Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dapat mencegah kejadian diare dan konstipasi pada bayi.
- Kebiasaan mencuci tangan dan menjaga kebersihan air dapat mencegah diare pada bayi dan anak.
- Tidak merokok di dekat anak, dapat mencegah penyakit infeksi saluran napas atas (batuk pilek), alergi pada anak dan bahkan mencegah terjadinya infeksi paru berat seperti pneumonia.
- Memakai masker bila orang tua sedang sakit, dapat mencegah penularan penyakit infeksi saluran napas atas pada bayi dan anak
3. Terbuka dan komunikatif
Bila akhirnya si kecil harus dibawa ke dokter, maka bersikaplah terbuka dan komunikatif mengenai gejala dan riwayat penyakit anak. Tidak perlu malu menceritakan riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan sakit anak, seperti riwayat adanya keluarga yang batuk pilek, riwayat adanya alergi, menderita sakit TBC atau kejang di keluarga. Karena hal ini penting untuk menambah informasi penyakit anak Anda. Bertanyalah dan sampaikan pendapat serta uneg uneg Anda dengan baik agar komunikasi dapat berjalan dua arah antara dokter dan pasien dengan lancar
4. Tidak semua penyakit harus diberi obat
Sebagian besar penyakit bisa sembuh sendiri, seperti penyakit batuk pilek atau diare yang disebabkan oleh virus sebenarnya bisa sembuh sendiri tanpa obat. Anda tidak perlu memaksa dokter untuk memberikan obat atau bahkan antibiotik untuk menghentikan gejala penyakit tersebut.
- Pastikan memberikan cairan yang cukup setiap anak muntah dan diare serta kenali adanya gejala gejala kegawatan seperti penurunan kesadaran, mata cowong, bibir kering, berkurangnya kencing sehingga anda tidak terlambat membawa anak anda yang diare ke petugas kesehatan terdekat.
- Untuk batuk pilek, selain lebih sering minum untuk membantu mengencerkan dahak dan memberikan madu untuk mengurangi gejala batuk. Orang tua juga harus bisa mengenali tanda kegawatan seperti napas cepat, napas cuping hidung dan adanya tarikan dinding dada yang mengharuskan anda segera membawa anak ke petugas kesehatan terdekat
5. Percaya kunci kesembuhan
99% kunci keberhasilan pengobatan adalah rasa percaya Anda terhadap cara pengobatan tersebut, bila Anda percaya terhadap suatu pengobatan, tentunya Anda akan patuh untuk melakukan semua petunjuk pengobatannya sehingga pada akhirnya membawa Anda kepada kesembuhan. Rasa percaya juga akan membawa keoptimisan yang sangat penting dalam membangkitkan sistem kekebalan tubuh dan membawa kesembuhan.
Terbukti bahwa sebagian besar orang tua yang tidak kooperatif, tidak percaya dan tidak patuh pada instruksi dokter justru membawa dampak pada lamanya kesembuhan anak mereka. Sehingga sebaiknya bila ada uneg uneg yang terpendam, komunikasikan dengan baik pada dokter Anda.
Mencari “second opinion” adalah hak Anda, tetapi tidak akan ada gunanya bila tidak Anda komunikasikan kembali pada dokter Anda, apalagi bila hasil “second opinion” tersebut hanya semakin menambah kebingungan dan rasa tidak percaya pada pengobatan yang sedang dijalani. Dalam hal ini yang dirugikan tentunya adalah kesehatan anak Anda.
Sehingga menjadi orangtua dan pasien yang pintar tentunya adalah suatu keharusan 🙂 Salam DokterAnakku
0 Komentar