ebola-virus1

Beberapa bulan ini, Ebola menjadi trending topic para ahli penyakit menular di dunia. Jumlah kasus hingga awal bulan Agustus 2014 kemarin sudah lebih 1200 orang, kematian lebih 700 orang. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah. Wabah kali ini adalah yang paling mematikan sejak virus itu pertama kali ditemukan pada 1976. Ebola menular melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita. Tingkat kematian kasus Ebola dapat mencapai 90%.

Penyakit virus ebola (EVD) atau demam berdarah Ebola (EHF) adalah penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus Ebola yang terdiri dari 5 genus, yaitu: Bundibugyo ebolavirus (BDBV), Zaire ebolavirus (EBOV), Reston ebolavirus (RESTV), Sudan ebolavirus (SUDV), dan Thai Forest ebolavirus (TAFV). Jenis spesies virus Ebola yang menyebabkan wabah di Afrika adalah BDBV, EBOV, dan SUDV, dapat menimbulkan wabah pada manusia dan angka kematian yang tinggi

Gejalanya penyakit biasanya dimulai dua hari hingga tiga minggu setelah terjangkit virus Ebola, dengan adanya demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala, ruam-ruam di tubuh penderita yang diikuti dengan mual, muntah, dan diare, serta menurunnya fungsi liver dan ginjal. Pada saat itu, beberapa orang mulai mengalami masalah pendarahan.

Anda tidak serta-merta tertular ketika berdekatan dengan seseorang yang terinfeksi, oleh karena Ebola tidak seperti virus influenza ataupun Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), penyakit ini menular melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh hewan (biasanya monyet atau kelelawar buah) atau manusia yang terinfeksi virus Ebola. Penyebaran lewat udara belum pernah tercatat dalam lingkungan alami. Begitu terjadi infeksi pada manusia, penyakit ini dapat menyebar pada orang-orang. 

Hingga saat ini belum ada obat dan vaksin untuk mengobati penyakit akibat virus Ebola ini. Sehingga usaha pencegahan adalah hal yang utama dalam menangani penyakit. Salah satu usaha pencegahan yag dapat dilakukan adalah memasak daging dengan benar dan mengenakan pakaian pelindung ketika mengolah daging, begitu juga dengan mengenakan pakaian pelindung dan mencuci tangan ketika berada di sekitar orang yang menderita penyakit tersebut. Sampel cairan dan jaringan tubuh dari penderita penyakit harus ditangani dengan sangat hati-hati.

Situasi Global
Data WHO, 20 Agustus 2014, menyebutkan bahwa total kumulatif kasus global sebanyak 2.615 kasus dengan 1.427 kematian (Case fatality rate /CFR =54,57 %). Kasus ini masih tersebar di 4 negara terjangkit di Afrika Barat, yaitu Guinea, Liberia, Sierra Leone dan Nigeria. Di Guinea ditemukan 607 Kasus (443 kasus konfirmasi, 139 kasus probable, dan 25 kasus suspek), 406 diantaranya meninggal (CFR 66,89%). Di Liberia tercatat 1.082 kasus (269 kasus konfirmasi, 554 kasus probable, dan 259 kasus suspek) termasuk 624 kematian (CFR 57,67 %). Sementara di Sierra Leone dilaporkan 910 kasus (804 kasus konfirmasi, 40 kasus probable dan 66 kasus suspek) termasuk 392 kematian (CFR 43,08%). Adapun di Nigeria ditemukan 16 kasus (12 kasus konfirmasi, 0 kasus probable dan 4 kasus suspek) termasuk 5 kematian dengan (CFR 31,25%).

Terkait virus Ebola yang tengah mewabah di Afrika, WHO belum mengeluarkan peringatan perjalanan (travel warning), demikian pula dengan pemerintah Indonesia. Peringatan yang ada saat ini berupa pemberitahuan yang diperuntukkan bagi siapapun yang akan bepergian ke Afrika, khususnya ke wilayah yang telah terjangkit wabah Ebola, yaitu Liberia, Sierra Leone, Guinea dan Nigeria.

Hingga saat ini belum ada kasus Ebola di Indonesia. Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap pasien suspek penyakit Virus Ebola di Indonesia berinisial M (L/32) adalah negatif. M, seorang warga negara Ghana, saat ini dirawat di RS Penyakit Infeksi Sulianti Suroso positif mengidap penyakit malaria.

Menkes menerangkan, tidak banyak warga Indonesia yang bepergian ke wilayah Afrika hingga sampai saat ini, belum dilakukan tindakan khusus di Bandara karena tidak ada penerbangan langsung atau direct flight dari keempat affected countries yang masuk ke Indonesia. Meskipun kecil kemungkinan Indonesia terjangkit, namun kewaspadaan terhadap ancaman virus Ebola tetap perlu dilakukan. Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan dengan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

sumber : Depkes RI