Cacingan (1)Penyakit kecacingan atau biasa disebut cacingan masih dianggap sebagai hal sepele oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal jika dilihat dampak jangka panjangnya, kecacingan menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi penderita dan keluarganya.

Setidaknya 20-30 persen anak di Indonesia mengalami cacingan. Di beberapa kawasan seperti wilayah kepulauan, persentase cacingan pada anak bisa lebih dari 50 persen. Padahal, cacingan mempunyai dampak negatif terhadap proses tumbuh kembang anak. Kerugian akibat kecacingan memang tidak terlihat secara langsung, karena itu penyakit ini sering dianggap sepele oleh masyarakat. Kecacingan dapat menyebabkan anemia (kurang darah), berat bayi lahir rendah, gangguan ibu bersalin, lemas, mengantuk, malas belajar, IQ menurun, prestasi dan produktivitas menurun.

Jenis cacing yang banyak menyerang adalah cacing gelang (Ascaris Lumbricoides), cacing tambang (Ankylostoma Duodenale dan Necator Americanus), dan cacing cambuk (Trichuris Trichuria). Penyakit ini pada umumnya menyerang anak-anak karena daya tahan tubuhnya masih rendah. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah iklim tropis, kesadaran akan kebersihan yang masih rendah, sanitasi yang buruk, kondisi sosial ekonomi yang rendah, serta kepadatan penduduk.

Satu ekor cacing dapat menghisap darah, karbohidrat dan protein dari tubuh manusia. Cacing gelang menghisap 0,14 gram karbohidrat & 0,035 gram protein, cacing cambuk menghisap 0,005 mL darah, dan cacing tambang menghisap 0,2 mL darah. Sekilas memang angka ini terlihat kecil, tetapi jika sudah dikalkulasikan dengan rata-rata jumlah cacing yang mencapai 6 ekor/orang, maka potensi kerugian akibat kehilangan karbohidrat, protein dan darah akan menjadi sangat besar.

Cacing dapat menyerang mukosa usus dan mengisap makanan (karbohidrat dan protein) serta darah dalam tubuh manusia. Sehingga Anak mengalami kekurangan gizi dan terganggu pertumbuhan fisik serta otaknya. ”Anak kemudian menjadi lemas, mudah sakit, seperti sakit perut dan mencret. Anak yang sakit itu lalu sering kali tidak masuk sekolah sehingga proses belajarnya terganggu.

LANGKAH PENCEGAHAN

Infeksi cacing ini dapat dicegah dengan cara menjaga pola perilaku hidup bersih dan sehat, yaitu dengan cara mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, menggunting kuku seminggu sekali, menggunakan alas kaki, mencuci buah dan sayur sebelum dikonsumsi dan minum obat cacing jika ada anak atau anggota keluarga yang menderita kecacingan. Menurut IDAI selain menerapkan pola perilaku hidup bersih dan sehat, pencegahan infeksi cacing juga dapat dilakukan dengan pemberian obat cacing. Pemberian obat cacing dapat dimulai sejak anak usia 2 tahun. Hal ini, disebabkan karena pada anak usia 2 tahun sudah terjadi adanya kontak dengan tanah yang merupakan sumber penularan infeksi cacing. Pemberian obat cacing dapat diulang setiap 6 bulan sekali.