20 Cerita Asyik Pembangun Karakter Anak Muslim

20 Cerita Asyik Pembangun Karakter Anak Muslim

Putri Kaca Mayang dan Panglima Gimpam
Cerita Rakyat Riau
 Oleh dr Vicka Farah Diba

Alkisah di tepi Sungai Siak berdiri sebuah Kerajaan bernama Gasib. Kerajaan ini sangat terkenal, karena mempunyai seorang panglima yang gagah perkasa dan disegani yaitu Panglima Gimpam. Selama menjadi panglima Kerajaan Gasib, tak satu pun kerajaan berani menaklukkan Kerajaan Gasib.

Selain itu, Kerajaan Gasib juga mempunyai seorang putri yang kecantikannya sudah masyhur ke berbagai negeri, Putri Kaca Mayang namanya. Sejak kecil, Putri Kaca Mayang memang sudah terlihat cantik dan cerdas. Walaupun seorang Putri kerajaan, namun Putri Kaca Mayang tak pernah segan ikut Panglima Gimpam berkeliling kampung dan desa untuk meninjau langsung keadaan rakyatnya.

Paman Gimpam adalah panggilan akrab Putri Kaca Mayang pada Panglima kerajaan itu. Bersama Paman Gimpam, Putri Kaca Mayang belajar bela diri, memanah dan berkuda. Raja Gasib hanya memiliki anak semata wayang, sehingga Putri Kaca Mayang harus siap menjadi seorang penerus bila masanya telah tiba. Dibawah didikan Panglima Gimpam, besar harapan Putri Kaca Mayang tumbuh menjadi Putri Kerajaan yang berbudaya sekaligus pejuang tangguh yang dapat melindungi rakyatnya.

Pagi ini Panglima Gimpam tampak sedang bersiap siap di halaman istana bersama para pengawal kerajaan
“Wahai Paman Gimpam. Hendak kemana kalian pagi ini bersama para pengawal kerajaan?” Tanya Putri Kaca Mayang
“Salam Tuan Putri” Jawab Panglima Gimpam dan para pengawal “Kami mendapat laporan bahwa beberapa desa beserta sawah dan kebunnya telah rusak akibat serangan Gajah liar tadi malam, maka pagi ini kami akan berangkat untuk meninjau keadaan desa tersebut”
“Kalau begitu, ijinkan aku ikut ke desa bersama kalian” ujar Putri Kaca Mayang
Panglima Gimpam dan para pengawal nampak kebingungan “Ampun, Tuan Putri. Kali ini keadaan desa tidaklah sama dengan kunjungan rutin kita. Dikhawatirkan masih ada kawanan Gajah liar yang mengamuk di desa sehingga berbahaya untuk keselamatan Putri nanti”
“Sebagai seorang Putri Kerajaan Gasib, pasti ada yang bisa kulakukan untuk membantu penduduk desa. Selain merasa ketakutan, tentu saat ini mereka tidak memiliki tempat tinggal dan makanan karena telah dirusak oleh kawanan Gajah” jelas Putri Kaca Mayang
Raja Gasib yang mendengarkan percakapan mereka, kemudian datang menghampiri mereka “Sungguh anakku telah tumbuh menjadi Putri kerajaan yang berani dan juga berhati lembut”
“Engkau boleh ikut Paman Gimpam untuk membantu penduduk desa dan bawalah makanan dari dapur kerajaan untuk dibagikan pada penduduk desa yang membutuhkan” perintah Raja Gasib

Putri Kaca Mayang kemudian berangkat bersama Panglima Gimpam dan para pengawal untuk meninjau desa yang telah dirusak oleh kawanan Gajah liar. Sesampai di desa, nampak berbagai kerusakan kebun, sawah dan rumah akibat amukan Gajah. Putri Kaca Mayang segera membagikan makanan dari dapur kerajaan untuk penduduk desa, sementara Panglima Gimpam dan para pengawal juga telah bergabung dengan penduduk desa untuk memperbaiki rumah yang rusak.

Setelah selesai membagikan makanan, Putri Kaca Mayang lalu berkeliling desa untuk meninjau kerusakan di kebun dan sawah penduduk. Saat memeriksa kebun, tak sengaja Putri Kaca Mayang menemukan seekor anak gajah yang terperosok dalam jebakan Harimau buatan penduduk. Tampaknya anak gajah itu tidak bisa mengikuti kawanannya, karena sebelah kakinya terjebak dalam lubang. Saat Putri Kaca Mayang hendak menghampiri, anak gajah itu mulai melenguh lenguh memanggil induknya. Suara lenguhan anak Gajah tak hanya membuat penduduk desa datang, namun juga Induk Gajah yang datang kembali mencari anaknya.

Induk Gajah kini telah berdiri di hadapan Putri Kaca Mayang, dengan tinggi hampir mencapai 4 meter tak salah bila Gajah Sumatera dikatakan sebagai mamalia terbesar di Indonesia. Gajah betina itu melenguh panjang sambil mengangkat kedua kaki depannya dengan kesal melihat anaknya masih terperosok tak berdaya. Para penduduk desa yang ketakutan kemudian memanggil pengawal kerajaan beserta Panglima Gimpam.

Para pengawal kerajaanpun segera datang lengkap dengan senjata tombak dan panahnya. Namun Putri Kaca Mayang justru memerintahkan para pengawal untuk menurukan senjata mereka. Alih alih pergi menjauh, Putri Kaca Mayang justru berjalan mendekati anak gajah. Lenguhan gusar anak gajah dan induknya tak membuat Putri Kaca Mayang gentar dan mundur. Perlahan namun pasti, Putri Kaca Mayang akhirnya berhasil membebaskan kaki anak gajah yang terperosok.
Setelah kakinya terbebas, anak Gajahpun segera menyusul induknya meski dengan langkah tertatih-tatih. Induk Gajah membelai anaknya dengan belalai lalu mereka berdua kembali masuk ke dalam hutan. Setelah anak beranak Gajah itu pergi, Putri Kaca Mayang segera dikerumuni oleh penduduk desa yang merasa khawatir degan keadaannya.
“Aku baik baik saja” Putri Kaca Mayang menenangkan para penduduk “Gajah-gajah itu sebenarnya juga sama ketakutannya dengan kalian. Dan induk Gajah hanya ingin melindungi anaknya”
“Tapi induk Gajah tadi termasuk kawanan Gajah liar yang telah merusak desa kami Tuan Putri” ujar salah satu penduduk desa
“Kawanan Gajah masuk ke desa, karena hutan juga sudah banyak dikuasai oleh manusia” jelas Panglima Gimpam yang telah bergabung bersama mereka “Sebaiknya penduduk desa jangan membakar hutan jika ingin membuka lahan atau ladang baru. Sehingga para penghuni hutan tidak merasa kebingungan lalu masuk ke desa manusia” Putri Kaca Mayang membenarkan penjelasan Panglima Gimpam “Kita harus saling memelihara alam semesta dan seisinya agar dapat hidup berdampingan dengan baik. Tentunya kita tidak ingin penghuni alam ini rusak atau punah sebagaimana kita tidak menginginkan rusaknya kehidupan manusia”

“Bila manusia terus merusak alam dan lingkungan untuk kepentingannya, suatu saat dampak kerusakan itu pasti kembali pada manusia” sambung Panglima Gimpam.

Sayang sekali apa yang dikatakan Panglima Gimpam dan Putri Kaca Mayang itu kini menjadi kenyatan. Telah nampak kerusakan di muka bumi akibat perbuatan manusia.
Bencana asap masih sering terjadi di Indonesia, bahkan asapnya terkadang juga mengganggu negara-negara tetangga. Bencana asap dapat menganggu kesehatan dan juga lalu lintas udara. Bencana asap terjadi akibat pembakaran hutan yang disengaja oleh manusia untuk membuka ladang dan lahan baru yang terus terjadi hingga sekarang.
Populasi Gajah Sumatera juga semakin menurun hingga terancam punah. Gajah Sumatera adalah subspesies Gajah Asia yang hanya tinggal di pulau Sumatera. Saat ini tinggal 2000 ekor gajah Sumatera yang masih tersisa di alam liar. Karena 83% habitat (tempat tinggal) Gajah Sumatera telah menjadi wilayah perkebunan akibat perambahan yang agresif dari manusia dan sebanyak 65% populasi Gajah Sumatera telah lenyap dibunuh manusia akibat perburuan Gading Gajah. Di Indonesia, Gajah Sumatera termasuk satwa yang dilindungi oleh undang undang dan populasinya hanya bisa dijumpai di beberapa kawasan konservasi Pulau Sumatera yang dilindungi.

Moral Cerita  :
Pemimpin adalah pelindung rakyat
Lestarikan satwa dan fauna langka kekayaan Indonesia
Dampak kerusakan alam, kembali pada manusia

20 Cerita Asyik Pembangun Karakter Anak Muslim

20 Cerita Asyik Pembangun Karakter Anak Muslim

Baca kumpulan cerita menarik karya dr Vicka Farah Diba lainnya dalam Buku “20 Cerita Asyik Pembangun Karakter Anak Muslim” Penerbit Al Kautsar