wpid-img-20140508-wa0006Meskipun hingga saat ini belum ada laporan kasus infeksi virus MERS di Indonesia namun WHO telah menyatakan bahwa MERS-CoV merupakan situasi serius dan perlu perhatian besar walau belum terjadi kedaruratan kesehatan masyarakat Internasional. (PHEIC/Public Health Emergency of International Concern).

MERS-CoV adalah singkatan dari Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus. Virus ini pertama kali dilaporkan pada bulan Maret 2012 di Arab Saudi. Virus ini merupakan jenis baru dari kelompok Coronavirus (Novel Corona Virus). Virus SARS tahun 2003 juga merupakan kelompok virus Corona dan dapat menimbulkan pneumonia berat akan tetapi berbeda dari virus MERS-CoV.MERS-CoV adalah penyakit sindrom pernapasan yang disebabkan oleh virus Corona yang menyerang saluran pernapasan mulai dari yg ringan sampai berat

Di seluruh dunia ada 1.161 kasus MERS CoV (di lebih dari 20 negara, sebagian besar di Arab Saudi dan Timur Tengah lainnya, di Asia ada di Korea Selatan, Tiongkok dan Malaysia), 436 diantaranya meninggal dunia. Sampai saat ini belum ada pembatasan bepergian ke Korea Selatan dan juga ke Timur Tengah yang kasusnya lebih banyak. Sejak September 2012 s/d 01 Agustus 2013 jumlah kasus MERS-CoV yang terkonfirmasi secara global sebanyak 94 kasus dan meninggal 47 orang

Gejala MERS CoV antara lain adalah batuk, demam dan sesak napas yang bersifat akut. Biasanya sebelumnya pasien juga mederita penyakit kronik seperti paru, jantung, hipertensi, Diabetes Melitus.

Cara penularan MERS-CoV
Virus dapat menular antar manusia secara terbatas, dan tidak terdapat transmisi penularan antar manusia secara luas dan bekelanjutan.Kemungkinan penularannya dapat melalui :
Langsung : melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batuk atau bersin.
Tidak Langsung: melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.

Pencegahan infeksi Virus MERS secara umum adalah dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu :

  • Menghindari kontak erat dengan penderita,
  • Menggunakan masker,
  • Menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan memakai sabun dan
  • Menerapkan etika batuk ketika sakit

Berikut lima anjuran Kementerian Kesehatan kepada masyarakat Indonesia yang akan bepergian ke Negara yang terjangkit Virus
MERS dalam waktu dekat, yaitu :

1. Selalu rajin cuci tangan pakai sabun (CTPS), karena sudah terbukti kegiatan ini menurunkan penularan MERS CoV.
2. MERS CoV lebih banyak terjadi pada mereka yang mempunyai sakit kronik sebelumnya seperti paru, jantung, hipertensi, Diabetes Melitus, maka sebelum berangkat periksakan diri anda terlebih dahulu ke dokter di tanah air, cek keadaannya dan bawa obatnya.
3. Selama di negara tersebut, batasi kontak dengan mereka yang ada gangguan pernapasan, seperti Influenza Like Illness, dan batasi kunjungan ke Klinik atau RS yang menangani MERS CoV
4. Jika selama di negara tersebut (dan selama 14 hari sesudah kembali ke Indonesia) ada keluhan batuk pilek panas dan keluhan pernapasan lain, maka segera menghubungi petugas kesehatan dan sampaikan riwayat kunjungan ke Korea Selatan kepada petugas kesehatan.
5. Selalu memantau perkembangan MERS CoV di Negara bersangkutan dari waktu ke waktu dan ikuti rekomendasi yang dikeluarkan.

Ada 9 negara yang telah melaporkan kasus MERS-CoV (Perancis, Italia, Jordania, Qatar, Arab Saudi, Tunisia, Jerman, Inggris dan Uni Emirat Arab).Semua kasus berhubungan dengan negara di Timur Tengah (Jazirah Arab), baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sementara itu WHO juga memberikan saran sebagai berikut :
1. Semua negara anggota dihimbau meningkatkan surveilans terhadap kasus Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dengan gejala yang tidak biasa.
2. Langkah-langkah pencegahan dan pengendalian infeksi sangat penting untuk mencegah kemungkinan penyebaran Mers CoV di fasilitas pelayanan kesehatan. Karena gejala awal Mers-CoV tidak spesifik dan sulit untuk mengidentifikasi gejala tersebut diawal, maka petugas kesehatan harus selalu menerapkan SOP tindakan pencegahan untuk semua pasien, terlepas dari diagnosis mereka
3. Bagi penderita diabetes, gagal ginjal, penyakit paru-paru kronis, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang dianggap berisiko tinggi terhadap infeksi Mers-COV harus menghindari kontak dekat dengan hewan, terutama unta, ketika mengunjungi peternakan, pasar, atau daerah yang berpotensi tinggi menyebarkan virus. Mencuci tangan secara teratur sebelum dan setelah menyentuh hewan dan menghindari kontak dengan hewan yang sakit, harus dipatuhi. Orang harus menghindari kencing unta dan jangan minum susu mentah unta atau makan daging yang belum dimasak dengan benar.
4. WHO tidak menyarankan skrining khusus pada pintu masuk negara dan tidak merekomendasikan penerapan pembatasan perjalanan atau perdagangan apapun.