Apakah minum jus sama sehatnya dengan mengkonsumsi buah segar ?

Mengingat demikian besar manfaat buah, sebaiknya kenalkan buah sejak dini kepada anak. Buah-buahan dapat dikonsumsi dengan tiga cara, yaitu : dalam bentuk potongan buah segar, jus kemasan dan diblender. Namun, di antara ketiga cara ini, manakah yang lebih baik dikonsumsi untuk anak?

Jus buah biasanya dikonsumsi sebagai sumber vitamin C dan sumber tambahan air untuk bayi sehat dan anak-anak dalam menu diet mereka. Karena rasanya yang enak, biasanya anak-anak dapat mudah menerimanya. Meski jus buah memiliki beberapa manfaat, namun konsumsi berlebih juga memiliki potensi efek kesehatan yang merugikan.

Jus buah kemasan
Untuk diberi label sebagai jus buah, Food and Drug Administration (FDA) mengamanatkan bahwa suatu produk minuman harus mengandung 100% jus buah seperti 100% orange juice atau 100% apple juice. Setiap minuman yang mengandung jus buah kurang dari 100% diberi label drink, punch, cocktail atau beverage. Secara umum, minuman ini mengandung jus buah 10% hingga 99% dengan tambahan air, gula, serta zat aditif lainnya.

Konsumsi berlebih jus buah berhubungan dengan kejadian diare, perut kembung dan nyeri perut akibat gangguan penyerapan karbohidrat terutama fruktosa dan sorbitol dalam jus buah. Bila ingin menkonsumsi jus buah kemasan :
• Baca label dengan cermat.
• Periksa apakah ada tulisan ‘Pasteurized’ yang artinya jus tersebut disterilkan dengan cara pasteurisasi, Jus yang tidak dipasteurisasi dapat mengandung bakteri patogen dan tidak disarankan dikonsumsi untuk anak
• Pilih yang berlabel 100% fruit juice seperti 100% orange juice atau 100% apple juice.
• Baca dan perhatikan kandungan nutrisi (ingredients) yang tertera pada kemasan. Kebanyakan jus kemasan mengandung gula tinggi yang kurang baik bagi kesehatan.
• Jangan memberi jus buah dalam botol atau pada saat anak tidur, paparan gula berlebih dari jus buah berkaitan dengan peningkatan kejadian karies dini pada anak

Diblender
Jus buah blender dapat dengan mudah disiapkan ibu di rumah dan dikonsumsi lebih cepat dari buah utuh namun kandungan seratnya lebih rendah. Serat merupakan komponen yang hilang saat proses pembuatan jus.
Untuk bayi dibawah usia 6 bulan, pemberian jus buah tidak memberi manfaat gizi. Bahkan pemberian jus pada usia ini dapat menganggu asupan ASI yang mengakibatkan berkurangnya asupan protein, lemak, vitamin, dan mineral seperti zat besi, kalsium, dan zink. Kejadian malnutrisi dan perawakan pendek pada anak telah dikaitkan dengan konsumsi berlebih jus buah.

Bagi ibu yang tidak bisa menyusui atau memilih untuk tidak menyusui, maka susu formula bayi dapat digunakan sebagai kelengkapan sumber gizi. Tidak ada indikasi pemberian jus untuk bayi dibawah usia 6 bulan.
Jus buah juga tidak memberi manfaat gizi untuk anak diatas usia 6 bulan. Disarankan pemberian buah yang dihaluskan atau dalam bentuk bubur untuk dikonsumsi anak diatas 6 bulan dibandingkan dalam bentuk jus. Asupan jus buah dibatasi 4 sampai 6 ons (120-180 ml) perhari untuk anak usia 1 sampai 6 tahun dan 8 sampai 12 ons pehari untuk anak usia 7 sampai 18 tahun.

Buah potong
Ikatan Dokter Anak Indoneia (IDAI) menganjurkan pemberian camilan sehat berupa buah potong dan bukan jus buah untuk anak. Anak dianjurkan mengonsumsi buah dalam bentuk potongan segar untuk memenui kebutuhan buah harian mereka yang mengandung lebih banyak serat dan nutrisi penting daripada jus.
Bunda tetap dapat memberikan jus buah sebagai alternatif pilihan bila anak menolak makan potongan buah namun sesuai dengan rekomendasi pemberian yang ada.

Rekomendasi Pemberian Jus Buah (AAP, 2001) Baca juga : Konsumsi Jus Buah sesuai Usia Anak
• Usia 0-6 bulan : Jus buah tidak boleh diberikan
• Usia diatas 6 bulan : Disarankan konsumsi buah utuh yang mengandung lebih banyak serat dan nutrisi penting untuk anak
• Usia 1-6 tahun : Batasi pemberian jus buah 4-6 ons (120-180 ml) perhari saja
• Usia 7-18 tahun : Batasi pemberian jus buah 8-12 ons perhari saja

The Use and Misues of Fruit Juice in Pediatrics, Pediatrics 107(5), 2001