Penggunaan telepon selular telah mencapai popularitas yang luar biasa. Bahkan juga di kalangan anak anak. Tetapi anak-anak dan remaja disarankan untuk tidak terlalu sering menggunakan ponsel karena dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan mereka.

Bagaimana ponsel bekerja?

Sebuah ponsel mengubah gelombang suara menjadi Radio Frequency atau gelombang radio, yang ditransmisikan melalui antena / pemancar ke stasiun pangkalan lokal operator telepon seluler Anda. Dari stasiun pusat ini gelombang radio kemudian dikirimkan kembali ke penerima telepon dan dikonversi ke bunyi suara. Disinilah titik kunci permasalahannya, gelombang radio juga merupakan salah satu bentuk radiasi elektromagnetik, sebagaimana gelombang energi yang digunakan untuk oven microwave atau radar. 

Meskipun kedengarannya mengkhawatirkan, tetapi kabar baiknya adalah radiasi gelombang radio mempunyai sifat non pengion atau “non-ionizing” dibandingkan dengan radiasi gelombang lain seperti sinar-x yang bersifat “pengion”, radiasi non-pengion tidak menimbulkan kerusakan DNA dan tidak membuat kerusakan pada jaringan hidup di tingkat panas yang disebabkan oleh sebuah ponsel. Untuk mengukur radiasi gelombang radio yang dipancarkan, masing-masing ponsel memiliki tingkat penyerapan khusus atau specific absorption rate (SAR), yang merupakan jumlah energi gelombang radio yang diserap dari ponsel ke jaringan lokal pengguna. Batas atas yang dinyatakan aman dari specific absorption rate (SAR) adalah 1,6 watt per kilogram (W / kg) berat badan.

Apakah ponsel aman bagi anak-anak?

Sampai saat ini belum ada penelitian yang menyatakan bahwa remaja atau anak lebih sensitif terhadap sinyal ponsel. Namun masih ada kemungkinan bahwa paparan kronis sinyal ponsel dapat menyebabkan masalah dalam satu atau dua dekade ke depan. Karena belum ada penelitian yang pasti mengenai masalah keamanan penggunaan ponsel pada anak, ada baiknya kita tetap harus berhati hati dan melakukan pencegahan jangka panjang. 

Cara pencegahan radiasi ponsel terhadap anak :

  • Sebaiknya jangan mengaktifkan ponsel dekat bayi atau anak, karena dampak radiasinya lebih besar pada anak daripada dewasa
  • Sebaiknya anak anak lebih irit berbicara dengan ponsel dan perbanyak komunikasi dengan SMS
  • Gunakan fasilitas “hands-free” sehingga perangkat ponsel tidak terlalu dekat dengan kepala dan dapat mengurangi paparan gelombang elektromagnetik ke otak.
  • Pada area dengan sinyal lemah, maka radiasi yang dipancarkan semakin kuat, sebaiknya hindari menggunakan ponsel saat sinyal lemah.
  • Periksa Specific Absorption Rate di ponsel Anda dan pilihlah yang lebih rendah angkanya
  • Gunakan telepon konvensional bila memungkinkan, terutama untuk percakapan lama.

Pemilihan jenis ponsel untuk anak

  1. Pilih yang sederhana saja. Bila tujuan pokoknya adalah alat komunikasi, maka lebih baik memberikan handphone yang hanya memiliki kemampuan panggilan dan mengirim pesan saja.Handphone yang mempunyai fitur kamera, pemutar video dan alat penukaran data sebaiknya dihindari untuk mencegah hal negatif seperti penyebaran dan pembuatan video porno.
  2. Pilih ponsel tanpa akses internet. Terutama penggunaan instant messaging, chatting atau media sosial. Anak-anak usia 4-12 tahun masih memerlukan pendampingan orangtua dalam mengakses internet. Jika Anda membelikan ponsel yang dilengkapi akses internet, maka Anda akan sulit mengawasinya.
  3. Batasi penggunaan pulsa. Orang tua harus mengontrol dan membatasi penggunaan pulsa agar anak tidak boros dan melatih bijaksana dalam hal keuangan. 
  4. Selalu awasi penggunaan ponsel. Handphone hanyalah alat, bisa menjadi positif atau negatif tergantung kepada pemakainya. Kadang orang tua juga perlu melakukan sidak dan memeriksa handphone milik anak untuk mengawasi konten yang ada didalamnya, namun harus dengan cara yang bijaksana agar anak tidak tersinggung.
  5. Sesuaikan dengan kebutuhan. Jika sekolah anak tidak jauh dari rumah dan mudah dalam memantau anak, tentunya handphone bukan menjadi kebutuhan utama. Orang tua sebaiknya memberikan handphone kepada anak bila dirasa anak memang sudah mampu bertanggung jawab karena akan memperkecil resiko kehilangannya.
  6. Jangan terpengaruh “gadget” baru. Kesesuaian dan kesetaraan handphone yang dimiliki dengan yang digunakan teman-temannya baik juga dipertimbangkan agar anak tidak menjadi minder namun tidak pula menjadi sombong karena fasilitas yang dimiliki.
  7. Sesuaikan dengan kebijakan sekolah. Jika sekolah tidak mengijinkan murid membawa handphone maka yang paling baik adalah tidak memberikan gadget itu kepada anak. Lebih baik orang tua menjalin hubungan yang baik dengan wali kelasnya, agar tetap bisa memantau anak.