ASI Tetap yang Terbaik

Bahaya Pemberian Susu Botol :

  1. Meningkatnya kejadian diare
  2. Meningkatnya kejadian moniliasis atau jamuran di mulut bayi,  Kedua hal ini sering terjadi oleh karena pengadaan air dan sterilisasi yang kurang    baik dari botol susu bayi
  3. Terjadi bayi kurang gizi (marasmus) oleh karena penakaran susu yang salah dan     penyapihan yang telalu dini seperti ASI diganti dengan susu botol dengan penakaran yang tidak tepat dan ASI diganti dnegan air tajin atau pisang.    Sehingga mengakibatkan kurangnya asupan kalori dan protein pada bayi.

Infantile malnutrition ini sangat berbahaya karena jumlah sel otak dan juga luas permukaan otak yang sebenarnya masih dalam taraf perkembangan yang cepat sampai akhir tahun kedua, perkembangannya akan terganggu sehingga menyebabkan penurunan kapasitas mental, intelektual dan fisik di masa akan datang.

Dapat disimpulkan bahwa ASI tetap yang terbaik untuk bayi. Di samping zat zat yang terkandung di dalamnya pemberian ASI juga mempunyai beberapa keuntungan yaitu :

  1. Steril, aman dari pencemaran kuman
  2. Selalu tersedia dengan suhu yang optimal
  3. Produksi disesuaikan dengan kebutuhan bayi
  4. Mengandung antibodi yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh     kuman atau virus
  5. Bahaya alergi tidak ada.

Selain kebaikan ASI sendiri, menyusui juga mempunyai keuntungan lain yaitu :

  1. Dengan menyusui terjalin hubungan yang lebih erat antara bayi dengan ibunya     karena secara alami adanya kontak kulit, bayi merasa aman. Hal ini sangat     penting bagi perkembangan psikis dan emosi dari bayi
  2. Dengan menyebabkan uterus berkontraksi sehingga pengembangan uterus ke    keadaan fisiologis (sebelum kehamilan) lebih cepat.
  3. Perdarahan setelah melahirkan tipe lambat berkurang
  4. Dengan menyusui akan mengurangi kemungkinan menderita kanker payudara pada masa mendatang
  5. Dengan menyusui kesuburan ibu akan berkurang untuk beberapa bulan (membantu keluarga berencana)

Hubungan antara menyusui dan Keluarga Berencana ini telah dilaporkan dari hasil penelitian, bahwa dengan menyusui akan terjadi amenore sampai 12 – 13 bulan bahkan mencapai 2 tahun. Hal ini disebababkan adanya hormon prolaktin dan laktogenik kompleks dari kelenjar hipofise yang akan menghambat ovulasi. Untuk lebih lengkapnya dapat dibaca di artikel Menyusui dan Keluarga Berencana. Berdasarkan alasan alasan tersebut di atas sudah sepantasnyalah ASI harus selalu diusahakan diberikan kepada bayi. Hanya dalam keadaan yang betul betul terpaksa ASI ini boleh diganti dengan susu kaleng. 

sumber : ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan, EGC, Jakarta