Bagai Minyak dan Air
Oleh dr Vicka Farah Diba

Biasanya air adalah bahan pencampur terbaik, Benda cair ini bercampur, berbaur, dengan apa saja. Jenis zat yang dapat dilarutkan oleh air lebih banyak dibandingkan dengan zat lain. Itu sebabnya air disebut sebagai pelarut universal.
Tapi ada zat yang paling tidak disukai oleh air dan sedapat mungkin dihindarinya yaitu minyak. Air tidak pernah membasahinya, apalagi melarutkannya. Air bergulir begitu saja ketika jatuh di punggung itik karena bulu-bulunya yang berminyak.
Pada umumnya, molekul-molekul zat akan mudah berikatan jika sifatnya sama. Artinya, air akan mudah bercampur dengan air, minyak dengan minyak, dsb. Nah, kalau air dan minyak tidak bisa menyatu, sudah pasti ini disebabkan karena keduanya memiliki sifat yang berbeda. Dimana berat jenis air dan minyak tidak sama. Berat jenis air lebih berat/padat dari pada minyak.

Begitu juga dengan kebaikan dan keburukan.
Dua hal yang mempunyai sifat sangat berbeda
Yang tidak mungkin bisa bersatu

Sehingga tidak mungkin datang suatu rahmat dari Allah
Apabila mengaku beriman, tapi tidak melakukan amalan
Mengerjakan ibadah tapi masih melakukan kemaksiatan
Ingin hidup baik tapi masih berbuat kejahatan pada orang
Ingin mendapat rahmat tetapi selalu mendekati perbuatan bencana


Sebagai seorang hamba...
Tentunya kita dulu yang menunujukkan itikad baik menuju perbaikan
Kita dulu yang memilih meninggalkan keburukan
Kemudian istiqomah dalam kebaikan

Semoga kita semua tergolong orang yang selalu mendapat petunjuk dariNYa
Dan selalu didekatkan kepada orang orang yang selalu mendekat padaNYa
Amin Ya rabbal Alamin...

Dan janganlah kamu campur-adukkan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu, sedang kamu mengetahui,[ QS Al Baqarah : 42].
“Janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi, setelah Allah Swt memperbaikinya. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya rahmat Allah Swt amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”(QS. Al Araf: 56)