Kisah Cinta di Balik Tembok Putih 
Oleh dr Vicka Farah Diba 

Do U have guts?? 
Can U love someone with unperfect situation??
Can U accept Imperfection??


Tembok besar bercat putih itu sebenarnya tidak sedingin penampakannya dari luar. Banyak kisah cinta dari realitas hidup manusia yang dapat dijadikan pelajaran dari balik tembok putih itu

Kisah pertama...
Tangisan keras seorang bayi mungil menyambut indahnya fajar di pagi hari. Bayi perempuan itu sangat istimewa, ia lahir dengan cara istimewa dari sebuah inseminasi buatan manusia atau bayi tabung. Sang bapak yang sudah berumur, meminta ijin untuk menengok bayi istimewanya itu. 
"Selamat pak, atas kelahiran putri pertamanya" ucap sang Dokter anak 
"Terimakasih dok, atas bantuannya" Jawab si bapak dengan wajah berseri seri "Kami sudah lama menantikan kehadiran bayi ini dok. Kami berdua sudah sama sama berumur dan sangat sulit mendapatkan keturunan. Tuhan Maha Pengasih, masih memberikan kami kesempatan menimang bayi sehat ini" ucapnya dengan penuh kebahagiaan. 

Sungguh mengharukan, Di saat pasangan lain sibuk mencari cari "ganti" atau "ingin nikah lagi" bila salah satu pasangannya dinyatakan "mandul" atau "terlalu tua"  Pasangan ini tetap dengan penuh keyakinan kepada TUHAN dan usaha manusia berusaha mempertahankan cinta mereka yang akhirnya berbuah manis dengan kehadiran sang buah hati 

Kisah Kedua....
Seorang bayi baru lahir dari sebuah persalinan operasi, langsung mendapat terapi anti retro viral dalam menjalani protokol "Bayi baru lahir dengan Ibu HIV" 
Sang Ayah datang dan menjenguk si bayi yang baru lahir, "Bagaimana kondisi bayi saya dok?" tanyanya dengan harap cemas.
"Selamat pak, bayi bapak sehat" jawab Dokter anak tersebut, "Kami memerlukan beberapa data pak, terkait dengan kondisi khusus bayi bapak" 
"Iya dok, silahkan. Saya tahu kondisi istri saya pengidap HIV dari suami pertamanya dulu. Istri saya sudah minum obat teratur sejak terdiagnosis dan selama hamil anak kami. Saya sendiri bukan pengidap HIV sebelum menikah dan saya sudah cek, sampai sekarang saya masih negatif dok" Jelas Bapak itu. 

Sebuah penerimaan tulus cinta dari ketidak sempurnaan keadaan. Sang suami yang bukan pengidap HIV mampu memahami dan menerima keadaan pasangannya yang telah mengidap HIV. Bukan hanya menerima, ia juga mengupayakan kesembuhan bagi belahan jiwanya serta buah hati mereka. Semuanya berbuah manis dengan kesehatan dan cinta mereka sekeluarga. 

Kisah Ketiga...
Seorang ibu ditemani suaminya membawa anaknya kontrol ke rumah sakit. 
"Halo, Ketemu lagi ya bu" sapa Dokter Anak "Bagus sekali ya, Ibu rajin membawa putranya terapi. Jangan lupa tetap kontrol di bagian lain ya bu, untuk obat obat rutinnya" 
"YA dok" jawab si ibu dengan tersenyum " Syukurlah Bapaknya anak anak selalu mau membantu saya di rumah atau mengantar anak kontrol ke RS" 

Sejak awal Ibu itu tahu, Bayinya terlahir dengan kondisi yang berbeda dengan bayi lain. Orang orang berbaju putih di balik tembok putih itu menyatakan bahwa bayinya menderita lebih dari satu kelainan sejak lahir, yang menyebabkan anaknya kelak tumbuh tidak seperti anak biasa. Tapi dia tetap menyayangi anaknya sepenuh hati seperti anak lainnya. Semuanya bisa kuat ia hadapi karena ia selalu ditemani suaminya yang juga dengan sabar menemani, membesarkan anak istimewa mereka.  

Kisah diatas hanya sebagian dari berbagai kisah yang masih terekam dalam memori saya. Kisah nyata tentang cinta tulus pasangan hidup dalam suka dan duka yang lahir dari sebuah ketidaksempurnaan keadaan.

Dan ternyata, Anda tidak perlu menjadi seorang pangeran tampan yang kaya raya atau putri cantik jelita nan anggun untuk mendapatkan sebuah cinta sejati

Tuhan Maha Adil, Cinta sejati itu ada bagi siapa saja yang layak mendapatkannya