Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus

Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus (GNAPS) adalah suatu proses penyakit peradangan yang melibatkan sistem imun dan terutama mengenai glomerulus ginjal dengan penyebab Spesifik adalah Streptokokus beta hemolitikus Grup A Nefritogenik dan jarang disebabkan oleh streptokokus tipe lain. Proses peradangan dapat bersifat akut ataupun kronik, dan merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal tahap akhir (25%) dan tingginya angka morbiditas baik pada anak maupun dewasa. (1,2)  GNAPS biasanya didahului oleh infeksi saluran napas 1-2 minggu sebelumnya dengan masa inkubasi 1-5 hari atau infeksi kulit 2-4 minggu sebelumnya, dengan masa inkubasi 7-10 hari. Penyebab lain yang dapat menyebabkan terjadinya glomerulonefritis yaitu; non-grup A streptokokus, mycoplasma, staphylococcus, pneumococcus, salmonela, treponema palidum dan infeksi virus (Parvovirus, Hepatitis B, sitomegalovirus, influensa, MUMPS,campak) (1,2)

GNAPS terutama menyerang anak pada masa awal usia sekolah (2-12 tahun), jarang dibawah usia 2 tahun (5%) dan 10% dapat terjadi pada dewasa. Perbandingan anak laki-laki dan perempuan adalah 2:1. Sebagian besar bersifat self limiting dengan kesembuhan sempurna dan hanya sebagian kecil yang mengalami perjalanan penyakit yang progresif cepat (5%) . Angka kematian sangat rendah pada anak (<1%), sedangkan pada dewasa meningkat (25%) dengan penyulit gagal jantung kongestif atau azotemia. (1,2,3)

GNAPS datang dengan keluhan kencing berwarna merah kecoklatan atau keruh yang disebut sebagai hematuria, kadang disertai sembab mata atau sembab anasarka. Hipertensi sering dijumpai bahkan terlihat ensefalopati hipertensi (5%) yang ditunjukkan dengan adanya gejala klinis sakit kepala, muntah, letargik, disorientasi dan kejang. Oliguria serta anuria tidak jarang dikeluhkan,  Kadang datang dengan gejala gagal jantung kongestif atau sembab paru. (1,2) Beberapa pasien menunjukkan gejala anemia. Anemia yang terjadi pada APSGN dapat disebabkan oleh karena delusional, dan akan membaik pada saat resolusi. (4)

Pemeriksaan Penunjang GNAPS ; Pada urinalisis ditemukan proteinuria, hematuria, silinder eritrosit. (2). Fungsi Ginjal kreatinin dan ureum umumnya meningkat (1). Antistreptolisin O (ASTO) meningkat pada 80% pasien  APSGN dengan faringitis dan meningkat 50% pada pasien APSGN dengan impetigo atau infeksi kulit. Penegakan bukti adanya infeksi grup A Streptokokal melakui pemeriksaan kultur usap tenggorok (positif pada 60-80% kasus), mempunyai sensitivitas dan spesifitas yang baik (90-95%) (4). Komplemen C3 menurun pada 70% kasus, mulai minggu 1-2 fase akut (90%)  (4). 

Tatalaksana GNAPS ; Umumnya bersifat suportif. Tirah baring diperlukan pada anak yang tampak sakit, mengalami penurunan kesadaran, hipertensi atau edema. Diet Nefritis diberikan terutama bila terdapat retensi cairan dan penurunan fungsi ginjal. Medikamentosa golongan penisilin dapat diberikan untuk eradikasi kuman yaitu Amoksisilin 50 mg/kgbb/hari dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. Jika anak alergi terhadap golongan penisilin dapat diberikan Eritromisin 30mg/kgbb/hari dibagi dalam 3 dosis. Diuretik diberikan untuk mengatasi retensi cairan dan hipertensi. Jika terdapat komplikasi seperti gagal ginjal, ensefalopati, gagal jantung, edema paru maka sesuaikan tatalaksana dengan komplikasi yang terjadi. (1) 

Pemantauan GNAPS ; Pada kasus berat, pemantauan secara ketat tanda vital diperlukan untuk kemajuan pengobatan. Fungsi ginjal (ureum dan kreatinin) umumnya membaik dalam 1 minggu dan kembali normal selama 3-4 minggu. Komplemen serum membaik dalam 6-8 minggu. Kelainan sedimen urin dapat menetap pada beberapa pasien selama berbulan atau bertahun. Selama komplemen C3 belum pulih dan masih terdapat hematuria mikroskopis maka pasien harus tetap dipantau untuk kemungkinan terjadinya Glomerulosklerosis dan Gagal Ginjal Kronik. (1)

Pencegahan GNAPS ; Biasakan Perilaku hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan bersih dengan sabun, merawat kebersihan kulit, segera mengobati infeksi kulit terutama yang disebabkan oleh Skabies. Perlu dilakukan pemeriksaan adanya faktor risiko infeksi GNAPS terhadap siapa saja yang kontak dekat dengan pasien seperti tinggal serumah atau seasrama dalam jangka waktu 2 minggu sebelum onset penyakit. (5) 

Sumber : 

  1. Noer SM. Glomerulonefritis dalam: Buku ajar nefrologi anak, edisi ke-2. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2002. Jakarta.
  2. Vinen CS, Oliveira DB. Acute glomerulonephritis. Postgrad. Med. J. 2003;79;206-213.
  3. Simckes AM, Spitzer A. Post streptococcal acute glomerulonephritis. Ped Rev. 1995; 16:278-279.
  4. Shroff KJ, Ravichandran RR, Acharya VN. ASO titre and serum complement (C3) in post-streptococcal glomerulonephritis. J Postgrad Med. 1994; 30:27-32.
  5. Guidelines for Acute Post-Streptococcal Glomerulonephritis, DEPARTMENT OF HEALTH AND FAMILIES Northern Territory, 2010