5 Penyakit yang Paling Sering Menyerang Bayi

Mommies Daily In Category : Health & Nutrition | Infants (4 weeks – 12 months) | Kids | New Mom
Ditulis oleh: Lariza Puteri
Narasumber : dr Vicka Farah Diba Msc SpA

Setelah memiliki bayi untuk kedua kalinya, saya mulai ngeh kalau ada penyakit-penyakit yang kayaknya jadi langganan para adek bayi. Ini 5 penyakit yang paling sering menyerang bayi.

Kalau urusannya dengan bayi sakit, kayaknya nggak ada deh yang menyenangkankan. Seperti sekarang ini nih, Gia sudah 3 hari batuk-batuk. Dampaknya? Sudah pasti urusan makan jadi susah dan urusan tidur pun jadi kebangun-bangun. Dan entah kenapa, sudah beberapa kali Gia mengalami batuk pilek *DUH*. Salah satu cara paling mudah dan murah yang bisa saya lakukan memang semakin mengencangkan pemberian ASI. Karena kita sudah khatamlah ya, bahwa ASI itu mengandung berbagai zat untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh bayi.

Bicara tentang penyakit, setelah sekian bulan kembali memiliki bayi, saya jadi menyimpulkan ada 5 penyakit yag paling sering menyerang bayi. Hasil dari pengalaman sendiri dan dari ngobrol-ngobrol di ruang tunggu dokter:

5 Penyakit yang Paling Sering Menyerang Bayi – Mommies Daily

1. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
ISPA merupakan penyakit saluran pernapasan atas atau bawah yang biasanya menular dan menimbulkan gejala infeksi ringan hingga berat. Yang perlu diperhatikan, gejalanya biasanya timbul dalam waktu cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari saja. Gejalanya seperti demam, batuk, nyeri tenggorokan, sesak napas atau mengi. Sering juga disebabkan oleh virus. Menurut dr. Vicka Farah Diba, Msc, SpA, dari Rumah Sakit Condong Catur dan Asri Medical Centre Yogyakarta, infeksi saluran napas yang disebabkan oleh virus influenza dapat menyebabkan radang saluran napas atas dan bawah hingga ke paru-paru. Radang paru atau pneumonia ini merupakan penyakit yang berbahaya sebab bisa menyebabkan kematian dan sayangnya Pneumonia ini seringkali disebut sebagai the forgotten killer.

Cara mencegahnya ya itu tadi seperti yang saya lakukan, pemberian ASI secara eksklusif dan menghindari paparan asap rokok serta melakukan ‘etika’ batuk (menutup hidung dan mulut dengan lengan saat bersin atau batuk) bila sedang berada di dekat bayi.

Nah, gimana kalau hidung si kecil mampet? Coba deh manfaatkan uap dari air hangat yang diberi tetesan essential oil atau minyak telon. Sebetulnya, hidung yang penuh ingus itu merupakan cara menyingkirkan kuman dalam tubuh. Namun, jika cairan yang timbul dari hidung terlalu banyak, maka dapat mengganggu pernapasan bayi.

2. Diare
Diare pada bayi umumnya disebabkan oleh bakteri atau virus. Salah satu penyebab diare terbanyak adalah rotavirus. Bila bayi mengalami diare, sebaiknya tetap berikan ASI dan MPASI serta memberikan cairan oralit. Sedangkan untuk mencegah diare, saya tetap memberikan ASI, selalu mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan setelah mengganti popok Gia. Ingat ya mom, cuci tangan yang benar itu ada standar WHO-nya!

3. Alergi susu sapi
Anak yang mengalami alergi susu sapi biasanya akan menunjukkan gejala gangguan pencernaan seperti diare atau muntah, gangguan pernapasan seperti napas berbunyi, dan mengalami gangguan kulit seperti kemerahan dan gatal-gatal. Cara mengatasi gangguan ini adalah dengan memberikan ASI eksklusif dan menghindari pemberian susu sapi dan produknya. Atau segera bawa si kecil ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

4. Ruam popok
Popok bisa dikatakan menjadi teman setia saya saat ini. Apapun bentuknya, baik popok sekali pakai atau popok kain, keduanya bisa menyebabkan ruam popok. Ruam popok ini bisa terjadi akibat kulit area bokong bayi yang lembap akibat penggunaan popok terus menerus, popok terlalu ketat, atau akibat infeksi. Ciri umum ruam popok: bercak kemerahan di area bokong, paha, dan alat kelaminnya. Cara mengatasi ruam popok ini, adalah dengan menjaga area bokong bayi tetap bersih dan kering, yaitu dengan segera mengganti popok saat terkena tinja, memberi salep dengan memastikan lebih dulu, area yang terkena ruam sudah bersih dan kering sebelum mengoleskan salep.

5. Muntah (gumoh)
Bagi ibu tipe saya yang selalu cemas dengan hal-hal kecil, muntah bisa menjadi kondisi yang membuat saya panik. (Jangan ditiru, ya, hahaha). Muntah pada bayi bisa dianggap normal, namun bisa juga menjadi pertanda ada kondisi serius. Contoh muntah sebagai reaksi normal, misalnya saat bayi mengalami gumoh setelah minum susu dikarenakan belum berkembangnya sistem pencernaan dan kecilnya ukuran lambung bayi. Sedangkan muntah yang menjadi pertanda kondisi serius adalah muntah hebat yang terjadi terus menerus, disertai dengan darah, dan bayi terlihat kesakitan. Bila hal ini terjadi, tentu saja bayi harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Makanya penting bagi kita belajar mengenali muntah pada bayi.

Menurut mommies, di luar 5 penyakit ini, ada penyakit apa lagi yang sering dialami oleh para bayi?