Kondisi demam saja sudah membuat orangtua cemas, apalagi ditambah dengan kejang, ya, Ma.

Tak sedikit mama yang bertanya-tanya, mengapa demam bisa menyebabkan kejang? Boleh jadi, pertanyaan itu juga muncul dalam benak Mama. Begini penjelasannya, Ma.
Yang dimaksud kejang demam adalah bangkitan kejang pada bayi dan anak yang terjadi saat kenaikan suhu tubuh, umumnya di atas 38? Celsius. Bila anak pernah mengalami episode kejang TANPA demam, maka tidak termasuk dalam definisi tersebut.
Kejang demam terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun. Biasanya kejang demam menghilang dengan sendirinya setelah anak berusia 5—6 tahun. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang yang didahului demam, maka perlu dipikirkan kemungkinan penyebab selain kejang demam, seperti infeksi otak atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam.
Tentunya tidak semua anak usia 6 bulan sampai 5 tahun akan mengalami kejang demam, ya, Ma. Kejang demam akan dialami hanya oleh anak yang mempunyai ambang kejang rendah alias mudah mendapatkan kejang, terutama pada anak dengan riwayat kejang demam dalam keluarga

Kejang demam terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun. Biasanya kejang demam menghilang dengan sendirinya setelah anak berusia 5—6 tahun.

KEJANG DEMAM DAPAT BERULANG
Umumnya, yang paling sering terjadi adalah kejang demam sederhana (simple febrile seizure), sekitar 80%. Kejang demam sederhana berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, dan biasanya akan berhenti sendiri.
Umumnya, kejang berbentuk tonik dan atau klonik dengan ciri ciri: anak tidak sadar, timbul kekakuan otot (fase tonik) yang diikuti dengan kejang berulang (fase klonik), tidak disertai gerakan fokal (kejang parsial satu sisi). Setelah kejang, anak dapat tertidur dan kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam.
Pada sebagian kasus, kejang demam dapat berulang kembali dalam waktu 24 jam (kejang demam kompleks) atau saat anak mengalami demam di lain waktu pada usia 6 bulan sampai 5 tahun. Faktor risiko berulangnya kejang demam, yaitu adanya riwayat kejang demam dalam keluarga; usia anak kurang dari 12 bulan; suhu tubuh yang rendah saat kejang; dan cepatnya terjadi kejang setelah demam. Bila seluruh faktor risiko tersebut terdapat pada si kecil, menandakan anak memiliki ambang kejang rendah alias mudah mendapatkan kejang. Maka kemungkinan berulangnya kejang demam adalah 80%, Ma Namun bila tidak terdapat faktor risiko tersebut, kemungkinan berulangnya kejang demam hanya 10—15%. 

Kejang demam tidak berpengaruh terhadap perkembangan atau kecerdasan anak. Sebagian besar anak yang pernah mengalami kejang demam akan tumbuh dan berkembang secara normal tanpa adanya kelainan.

TUMBUH KEMBANG ANAK TETAP AMAN
Dalam praktik sehari-hari, kejang demam sering kali membuat orangtua cemas. Umumnya, orangtua khawatir kejang demam akan memengaruhi tumbuh kembang anak. Ternyata, tidak, Ma.
Kejang demam tidak berpengaruh terhadap perkembangan atau kecerdasan anak. Sebagian besar anak yang pernah mengalami kejang demam akan tumbuh dan berkembang secara normal tanpa adanya kelainan. Bahkan, kejadian kecacatan dan kematian sebagai komplikasi kejang demam, juga tidak pernah dilaporkan, Ma. Kejang demam mempunyai prognosis yang baik bila ditangani dengan baik.
Hmm … lega, ya, Ma. Semoga si kecil selalu sehat. Amin *

INI YANG HARUS DILAKUKAN BILA TERJADI KEJANG
Tanpa memandang faktor penyebabnya, bila anak mengalami kejang, maka yang perlu Mama lakukan di rumah adalah:
1. Tetap tenang dan tidak panik.
2. Kendurkan pakaian yang ketat, terutama di sekitar leher.
3. Bila anak tidak sadar, posisikan anak telentang dengan kepala miring.
4. Jangan memasukkan apa pun kedalam mulut anak! Bersihkan muntahan atau lendir yang terdapat di mulut atau hidung.
5. Berikan diazepam rektal. Obat yang praktis diberikan oleh orangtua adalah diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan < 10 kg dan diazepam rektal 10 mg untuk anak dengan berat > 10 kg. Namun jangan diberikan bila kejang telah berhenti.
6. Ukur suhu, awasi, serta catat lama dan bentuk kejang. Tetap bersama anak selama kejang.
7. Segera bawa anak ke dokter atau rumah sakit bila kejangnya berlangsung 5 menit atau lebih. *

KEJANG DEMAM DAPAT DICEGAH
Untuk mencegah terjadinya kejang saat anak demam, Mama dapat melakukan perawatan di rumah sebagai berikut:
• Memberi anak banyak minum.
• Mengompres anak dengan air hangat pada dahi, ketiak, dan lipatan siku selama 10—15 menit.
• Memakaikan baju atau selimut yang tipis dan longgar.
• Memberikan obat penurun panas (antipiretik), yaitu parasetamol sebagai lini pertama antipiretik untuk anak.
• Memberikan obat antikejang (antikonvulsan). Pemberian diazepam oral saat anak demam dapat menurunkan risiko berulangnya kejang. Begitu pula pemberian diazepam rektal pada suhu tubuh > 38,5? Celsius. Namun, pemberian antikonvulsan harus sesuai petunjuk dan resep dokter, ya, Ma. *  Sumber: Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam, IDAI

Penulis:
dr. Vicka Farah Diba, MSc., SpA
RS Condong Catur Yogyakata
http://www.dokteranakku.net

Telah terbit di Tabloid Nakita, ed 961 2017