Tanda Kegawatan pada Bayi dan Anak
Tanda Kegawatan pada Bayi dan Anak
Berikut tanda kegawatan pada bayi dan anak yang tidak boleh Anda abaikan dan harus segera dibawa ke dokter atau pelayanan kesehatan terdekat
1. Bibir biru (sianosis)
Jika bibir atau atau lidah bayi membiru, ini merupakan tanda kurangnya pasokan oksigen pada bayi. Kondisi ini dikenal sebagai Sianosis. Pertolongan pertama yang dapat Anda lakukan adalah membersihkan dan membebaskan jalan nafas bila terdapat sumbatan untuk memastikan Anak mendapat oksigenasi yang cukup kemudian segera membawa mereka ke rumah sakit terdekat.
2. Kesulitan bernapas
Kadang bayi menanngis dan mengerang dari waktu ke waktu. Tetapi jika pernapasan mereka secara konsisten semakin keras dan cepat disertai tarikan dinding dada atau cuping hidung, hal ini merupakan suatu tanda adanya gangguan pernapasan, sehingga Anda perlu membawanya ke rumah sakit terdekat.
Dianggap napas cepat bila :
- Usia Kurang dari 2 bulan hitungan napas 60 kali permenit atau lebih
- Usia 2 sampai 12 bulan hitungan napas 50 kali per menit atau lebih
- Usia 12 bulan sampai 5 tahun hitungan napas 40 kali per menit atau lebih
3. Demam lebih tinggi dari 38 C (pada bayi)
Demam pada bayi baru lahir tidak spesifik penyebabnya, bisa karena kurang cairan atau sebab lain. Pertolongan pertama pada bayi demam adalah dengan tetap memberinya ASI atau cairan serta memakai pakaian tipis dan longgar. Bila bayi demam disertai dengan gejala malas minum, merintih dan gerak kurang aktif, maka kondisi demam ini perlu diperhatikan lebih serius sehingga bayi perlu dibawa ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk menjalani beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan.
4. Memburuknya penyakit kuning.
Memang tidak semua kondisi kuning pada bayi berbahaya, yang disebut dengan Ikterus fisiologis dan akan hilang dengan sendirinya. Tetapi jika bayi tampak semakin menguning dan meningkat kadar bilirubin darahnya, maka bayi perlu dibawa ke rumah sakit. Karena kadar bilirubin yang sangat tinggi dapat menyebabkan kejang serta ketulian.
Apa yang harus Anda lakukan?
Bila bayi kuning TIDAK segera setelah lahir, maka kebanyakan dokter akan merekomendasikan pemberian ASI lebih sering, untuk mencukupi kebutuhan cairannya. Langkah selanjutnya adalah menempatkan bayi di bawah sinar ultraviolet (UV) baik dengan menjemur bayi di pagi hari atau memberi mereka foto terapi untuk meningkatkan pemecahan bilirubin.
5. Dehidrasi.
Bila anak mengalami diare atau muntah, kemudian asupan cairan tidak adekuat, maka anak dapat jatuh pada keadaan dehidrasi atau kekurangan cairan. Tanda-tanda dehidrasi berat dapat mencakup mulut kering, mata cekung, dan kelesuan, serta menurunnya jumlah kencing bayi atau anak
Apa yang harus Anda lakukan?
- Gantilah cairan yang hilang pada anak dengan cairan elektrolit seperti Oralit. Air putih sebenarnya tidak baik diberikan pada bayi dalam situasi seperti ini karena dapat menyebabkan kadar natrium turun dan dapat menyebabkan kejang.
- Teruskan makan dan minum. Bila anak muntah, maka berikan makanan dalam porsi lebih sedikit tapi sering
- Bila anak diare, berikan Zink selama 10 hari, untuk perbaikan kerusakan usus dan pencegahan diare berikutnya
- Antibiotik hanya diberi bila ada indikasi, seperti diare dengan lendir, darah atau diare kolera, dimana berak anak seperti cucian beras.
- Kenali tanda tanda dehidrasi berat seperti anak lemas, malas minum, mata sangat cekung dan elastisitas kulit sangat menurun, dan segera bawa anak Anda ke rumah sakit
6. Muntah hijau atau muntah coklat.
Anak kadang muntah bila mereka batuk terlalu keras atau setelah menangis dan makan terlalu banyak Tetapi jika mereka muntah terus menerus sampai kurang cairan atau muntahnya berwarna hijau dan coklat maka ini merupakan suatu tanda penyakit yang lebih serius.
- Muntah hijau dapat menunjukkan adanya sumbatan usus, yang membutuhkan perhatian segera.
- Muntah coklat yang tampak seperti bubuk kopi atau coklat, merupakan tanda adanya perdarahan
- Muntah setelah mengalami cedera kepala juga memerlukan observasi karena merupakan tanda gegar otak.
- Muntah terlalu sering disertai dengan gejala kurang cairan seperti lemas, tidak bisa minum, diare atau demam juga memerlukan penanganan lebih lanjut.
7. Kejang
Kejang pada bayi tidak spesifik bentuknya seperti pada anak yang lebih besar. Kejang pada bayi kadang sulit dibedakan dengan gerakan normal. Jika melihat gejala gerakan yang tidak biasa dan terjadi secara berulang-ulang seperti : Menguap, Mengunyah, Mengisap, Mata berkedip-kedip, Mata mendelik, Bola mata berputar-putar, Kaki seperti mengayuh sepeda dan gerakan gerakan tersebut tidak berhenti jika bayi disentuh atau dielus-elus, Maka kemungkinan bayi tersebut mengalami kejang. Bila ini terjadi, maka pastikan bayi Anda cukup mendapat oksigen dan segera bawa ke RS terdekat.
0 Komentar