Bayi dengan Ibu TBC

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas TBC. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman Mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi. Tahun 2009, 1,7 juta orang meninggal karena TB (600.000 diantaranya perempuan) sementara ada 9,4 juta kasus baru TB (3,3 juta diantaranya perempuan). Sepertiga dari populasi dunia sudah tertular dengan TB dimana sebagian besar penderita TB adalah usia produktif (15-55 tahun). 

Berdasarkan laporan WHO dalam Global Report 2009, pada tahun 2008 Indonesia berada pada peringkat 5 dunia penderita TB terbanyak setelah India, China, Afrika Selatan dan Nigeria. Peringkat ini turun dibandingkan tahun 2007 yang menempatkan Indonesia pada posisi ke-3 kasus TB terbanyak setelah India dan China. Dunia telah menempatkan TB sebagai salah satu indikator keberhasilan pencapaian MDGs. Secara umum ada 4 indikator yang diukur, yaitu Prevalensi, Mortalitas, Penemuan kasus dan Keberhasilan pengobatan. 

Kehamilan tidak mempengaruhi perjalanan penyakit ini. Namun, pada kehamilan dengan infeksi TBC risiko prematuritas, IUGR, dan berat badan lahir rendah meningkat, serta risiko kematian perinatal meningkat.

Untuk mencegah penularan TBC dari ibu yang menderita Tuberkulosis, dilakukan prosedur sebagai berikut, 

1. Bila Ibu menderita TBC paru aktif dan mendapat pengobatan kurang dari sebulan sebelum melahirkan atau baru didiagnosis TBC setelah melahirkan : 

  • 1.1. Bayi tidak diberi vaksin BCG
  • 1.2 Bayi diberi profilaksis Isoniazid 5mg perKgBB sekali sehari secara oral 
  • 1.3Pada umur 8 minggu dilakukan pemeriksaan tes mantoux dan radiologis bila memungkinkan

2.Apabila tes mantoux dan/atau gambaran radiologi positif maka berikan terapi TB sesuai protap TB pada anak
3.Apabila tes mantoux dan radiologi negatif maka tunda pemberian vaksinasi BCG sampai 2 minggu setelah pemberian profilaksis INH selesai
4.Bila vaksin BCG sudah terlanjur diberikan ulang pemberiannya 2 minggu setelah pengobatan selesai 
5.Yakinkan ibu untuk tetap memberikan ASI
6.Lakukan tindak lanjut terhadap bayinya setiap 2 minggu untuk menilai kenaikan berat bayi. 

Sumber : Depkes RI, Protap NICU