tobi(2)

 Bila Nasi, Sayur, Lauk dan Susu bisa Bicara

Penulis : Vicka Farah Diba
Ilustrasi : Aldriana Amir

Tobi sebagaimana layaknya anak laki laki berusia sepuluh tahun seusianya, sangat gemar bermain bola dan bersepeda. Tiada hari tanpa berkumpul bersama di lapangan bola sepulang sekolah. Dan seperti teman temannya, setelah berolahraga mereka mengisi perut yang sudah keroncongan dengan membeli jajanan di sekitar lapangan sepakbola. Bekal yang di buat dan dibawakan oleh bunda Tobipun, akhirnya tidak pernah disentuh, karena Tobi lebih suka jajan di luar.
Hari ini seperti biasa sepulang dari bermain bola, Bunda Tobi mengecek bekal makanan anaknya. “Aduh Tobi sayang, kenapa tidak dimakan lagi bekal makanan buatan Bunda? Kan sudah Bunda buatin lauk kesukaan Tobi” seru Bunda Tobi kecewa. Sambil bersiap siap mandi, Tobi menjawab nakal “Hehehe, iya Bunda, Tobi tadi jajan bareng sama teman teman. Jadi sudah kenyang”.

tobi(1)

Setiap hari memang susah sekali mengajak Tobi untuk duduk di meja makan dan makan nasi, sayur, lauk atau susu yang sudah disiapkan di rumah. Walau makanannya sudah sesuai kesukaannya, Tobi paling hanya makan sesuap atau dua suap saja. Acara makan bersama Tobipun selalu berubah menjadi acara kejar kejaran keliling rumah, karena susahnya mengajak Tobi untuk makan. Begitu juga di sekolah atau di luar rumah, bekal makanan yang dibawakan Bunda, tidak pernah disentuh, selalu kalah dengan daya tarik jajanan di luar. Alhasil, badan Tobi pun jadi kurus dan gampang sakit.

Suatu sore, sepulang bermain bola, tiba tiba hujan turun. Hujannya memang tidak terlalu deras, tapi cukup membuat Tobi basah kuyup sesampai di rumah, akibatnya Tobi jadi bersin bersin dan demam tinggi malam harinya. Tobi, kalau sakit semakin nggak mau makan apalagi minum obat. Alhasil, malam itu suhu tubuh Tobi terus meningkat sampai Tobi menggigau dan bermimpi.

tobi(2)

Di dalam mimpinya, Tobi yang sedang sakit didatangi oleh Sayuran, Nasi, Buah, Lauk dan Susu yang biasa dibuatkan Bundanya. Mereka datang menjenguk Tobi dengan menangis tersedu sedu. “Hai, kalian kan makanan Bundaku. Kenapa kalian kesini dan menangis??” tanya Tobi keheranan. “Huhuhuhu, kami sedih kalau Tobi sakit” jawab Nasi sambil menangis tersedu sedu. “Karena kalau Tobi sakit, Tobi pasti semakin nggak mau makan” sambung Ayam. “Memangnya kenapa kalau aku nggak mau makan??” tanya Tobi keheranan. “Kalau Tobi nggak mau makan, Tobi jadi mudah sakit dan lama sembuhnya” jelas Brokoli. “Dan kalau kami nggak dimakan, pasti akhirnya kami dibuang ke tempat sampah” Tomat menyambung dengan menangis tersedu. “Aku jadi teringat betapa susahnya Bapak Petani membesarkanku. Mulai dari menanam biji padi, menyirami dan akhirnya menghasilkan biji biji padi yang sehat” kenang Nasi. “Aku nggak menyangka kalau harapanku menyehatkan anak anak hanya berakhir di sebuah tong sampah, huhuhu” isak Nasi lagi. “Iya, Aku juga kasihan pada Bunda Tobi yang sudah bersusah payah menyiapkan makanan dengan berbagai cara agar disukai Tobi, tapi Tobi sukanya jajan terus” sambung Brokoli. “Betul, padahal kalau rajin makan kami semua, Tobi nggak akan gampang sakit” ujar Susu “Tobi juga pasti bisa lebih kuat berolahraga karena berbadan sehat” sambung Ayam. “Ohh.., Maafkan aku teman teman. Aku nggak tau kalau kalian jadi sedih bila tidak dimakan” ujar Tobi. “Apa Tobi nggak kasihan sama Bunda juga?” tanya Ayam. “Aku juga sebenarnya sedih lihat Bunda kuatir. Dan sakit itu juga nggak enak” jawab Tobi menyesal. “Iya deh Tobi, semoga Tobi mau makan dan cepat sembuh ya” ujar Brokoli. “Iya teman teman, terimakasih sudah mau menjenguk. Aku janji akan makan buatan Bunda” ujar Tobi “Asyiik, kita nggak akan dibuang lagi!” seru Tomat kegirangan. “Jangan lupa ya Tobi, makan Nasi, Sayur, Lauk pauk itu Empat sehat lalu Lima sempurna dengan minum Susuu…” seru Susu riang “Siip…so pasti teman teman” jawab Tobi.tobi(3)

“Bunda, Tobi mau makaan” seru Tobi, “Bundaa…Tobi lapar mau makann” teriak Tobi lagi “Tobi, bangun Tobi, Ada apa Nak??” Bunda membangunkan Tobi yang sedang bermimpi dan menggigau. “Oh, Bunda. Tobi lapar, Tobi mau makan sama minum obat” jawab Tobi setelah benar benar terbangun. “Ohya? syukurlah. Tobi mau makan apa Nak?”tanya Bunda. “Tobi mau makan, masakan Bunda aja. Jangan dibuang ya Bunda masakannya”. “Oh tentu saja belum dibuang Tobi, segera Bunda ambilkan ya. Jadi Tobi makan dulu baru minum obat”. “Iya Bunda. Terimakasih” jawab Tobi

Moral cerita :

Makan empat sehat lima sempurna membuat kamu tumbuh sehat dan cerdas
Jangan suka membuang makanan
Patuhi nasehat Orangtua

 Baca kumpulan cerita menarik karya dr Vicka Farah Diba lainnya dalam Buku “20 Cerita Asyik Pembangun Karakter Anak Muslim” Penerbit Al Kautsar