Sudden Death 
Oleh dr Vicka farah Diba 

Seorang pemuka agama datang ke unit gawat darurat sebuah RS swasta. Beliau mengeluhkan nyeri pada tengkuk dan kepalanya sejak tadi malam. Beliau pun kemudian dipersilahkan untuk berbaring dan dilakukan pengukuran tensi oleh paramedis. Tensi pada saat itu adalah 150/90. Setelah itu, dokter pun merencanakan akan melakukan pemeriksaan EKG. Sambil berbaring mendengarkan keterangan dokter tentang pemeriksaan EKG, beliaupun membuka kancing bajunya sendiri. Akan tetapi tiba tiba saat itu kepalanya tertoleh ke samping, matanya melihat ke atas dan suara napasnya mendengkur dengan keras. Dokter dan paramedis pun segera melakukan pertolongan gawat darurat, namun sayang sudah tidak bisa tertolong lagi dan beliapun dinyatakan meninggal.

Sudden death atau kematian mendadak bisa terjadi pada siapa saja. Beberapa waktu yang lalu kita juga pernah mendengar mengenai berita kematian seorang aktor sekaligus anggota dewan rakyat ketika beliau sedang melakukan olahraga. Namun saat ini saya tidak sedang membahas sudden death secara medis. Baik gejala maupun pencegahannya. Pada saat ini saya ingin berbagi rasa, oleh karena kejadian tersebut kebetulan terjadi di RS tempat saya bekerja dan saya cukup mengetahui detilnya. Saya benar benar merasa bahwa sesungguhnya kematian itu adalah suatu hal yang sangat dekat dengan manusia. Tidak ada seorangpun yang tahu, kapan kematian itu akan datang menghampiri dan menjemputnya. Yang pasti apabila saat itu telah tiba, maka tidak dapat dimajukan dan tidak pula dimundurkan walaupun hanya sedetik saja. Ketika Malaikat Maut datang menghampiri untuk menjemput seseorang karena ajalnya telah tiba, maka orang itu tidak akan luput dari padanya, kemanapun ia akan berlari untuk bersembunyi, meskipun ia dirawat dan dikelilingi oleh team dokter yang paling ahli sekalipun, dengan peralatan tekhnologi medis yang paling canggih dan mutakhir sekalipun. Semua itu tidak akan dapat menolong dan menghindar daripada kematiannya

" Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan (nya).” ( QS. Yunus : 49 ).
Saya kemudian merenung, bagaimana kah keadaan kita bila sudah datang "giliran" itu?  apakah husnul khotimah atau su'ul khotimah? Dimanakah kita berada ketika Malaikat maut datang menjemput?? Apa yang sedang kita lakukan waktu itu?? Apakah kita sudah memeluk agama Tuhan yang benar? apakah kita sudah mempersiapkan diri secara benar sesuai dengan agama kita? Karena kematian merupakan suatu kepastian, yang akan dialami oleh setiap umat manusia yang hidup dialam dunia ini. Bersama dengan bergulirnya waktu dan bertambahnya usia seseorang, pada dasarnya berarti ia telah bertambah mendekati pada titik akhir daripada kehidupannya. Disadari ataupun tidak, cepat ataupun lambat, kaya ataupun miskin, pemimpin ataupun rakyat biasa, setiap orang pasti akan sampai juga pada ajalnya yakni kematian. Karena Allah swt tidak menjadikan seorang manusiapun yang kekal dan abadi untuk hidup selama-lamanya di dunia yang fana ini. Allah swt berfirman :
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu… ( QS. Ali Imran : 185 ).
Kematian adalah suatu fakta pasti, sebagaimana sebuah syair oleh Taufik Ismail : Akan datang hari, Mulut dikunci, Kata tak ada lagi. Akan tiba masa, Tak ada suara, Dari mulut kita. Berkata tangan kita, Tentang apa yang dilakukannya, Berkata kaki kita, Kemana saja dia melangkahnya. Tidak tahu kita, Bila harinya, Tanggung jawab tiba. Rabbana, Tangan kami, Kaki kami, Mulut kami, Mata hati kami, Luruskanlah, Kukuhkanlah, Dijalan cahaya Sempurna, Mohon karunia, Kepada kami, Hamba-Mu yang hina

Ketika waktunya tiba, Mayyit diiringi tiga hal, yang dua akan kembali sedang yang satu terus menyertainya, ia diiringi oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Harta dan keluarganya akan kembali, sedang amalnya akan terus tetap bersamanya. Menurut Abu Hurairah Ra, hanya ada tiga amalan yang akan menemani kita di akhirat : Doa anak sholeh, ilmu yang bermanfaat dan amal jariyah. Semoga kita semua di bulan suci Ramadhan ini bisa memanfaatkan sebaik baiknya untuk instropeksi diri dan pembersihan diri. Amin Ya rabbal alamin.