Kata orang, dalam dunia "politik" tiada kawan dan lawan abadi, yang ada hanyalah kepentingan/tujuan pribadi. Sebenarnya dari asal muasal katanya, Politik berasal dari bahasa Belanda yaitu politiek dan bahasa Inggris politics, yang masing-masing bersumber dari bahasa Yunani politika - yang berhubungan dengan negara, dengan akar kata polites - warga negara dan polis - negara kota. Jadi sebenarnya politik merupakan seni dan ilmu yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara. Dari definisi tersebut, ilmu politik sendiri tidaklah mencerminkan sesuatu yang "kotor" atau tidak baik, tetapi tentunya semua akan terpulang kembali pada manusia yang melaksanakannya. Sehingga mengenai istilah "tiada lawan dan kawan abadi", saya rasa hal tersebut bukan notabene milik dunia politik. Tetapi bisa saja terjadi dalam segala urusan dunia yang tidak dilandasi iman dan takwa. Dari situlah saya merasa, bahwa bukan hanya dalam dunia politik saja terdapat istilah "tiada kawan dan lawan abadi" tapi hal itu bisa terjadi pada siapa saja bila hubungan tersebut hanya bersifat duniawi, kedekatan yg ada di dalamnya hanya sebatas kepentingan pribadi dan keakraban didalamnya hanya sebatas basa basi saja.  



Sehingga kemudian, saya menjadi sangat setuju sekali dengan pernyataan KH Arifin Ilham ; Bahwa sungguh diantara kebahagiaan hidup adalah "Ijtamaa alaihi wa tafarroqo alaihi" bertemu karena Allah, berpisah karena Allah dan SALING CINTA karena ALLAH.

Dan bahkan secara spesifik Allah SWT sendiri juga memerintahkan agar kita selalu bersama dengan orang-orang yang baik, seperti yang difirmankan-Nya dalam QS. At Taubah: 119, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur)."

Dan Rasulullah juga mengajarkan kepada kita agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasehati kita, seperti yang diceritakan oleh sahabat Abu Musa (HR. Bukhari ), “Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholeh dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.”

Syukurlah, setelah sekian lama waktu berlalu, hari berganti tahun, teman datang dan pergi, namun tetap ada yang tidak berubah. Yaitu kebersamaan sahabat sahabat kami di MERC. 

Saya sangat berharap bahwa pertemuan, persahabatan, dan perjuangan kami senantiasa diridhai Allah SWT. Itulah sebabnya, setelah saya  mengabdikan ilmu di Pekanbaru, saya berniat untuk mengajak teman teman sekalian yang berdomisili di Pekanbaru RIAU (baik dari medis maupun non medis) dan berminat untuk bergabung serta merintis bersama pendirian MERC cabang Riau.  Insya Allah, bila teman teman ada yang berminat bergabung bersama kami, hubungi via email vickafarahdiba@yahoo.com. Wassalam