halitosis2

Halitosis atau bau mulut tak sedap disebut juga dengan istilah lain seperti oral malodor, bad breath,  fetor oris ataupun fetor ex ore. Menjelang bulan Ramadhan, topik mengenai bau mulut yang meliputi penyebab, diagnosis dan tatalaksananya ini menjadi “hangat” diperbincangkan kembali.

Masalah bau mulut sendiri memang sudah dikenal sejak lama. Sejarah juga telah mencatat beberapa obat penyegar bau mulut tradisional dari berbagai negara seperti daun peterseli (Itali), cengkeh (Irak), kulit jambu biji (Thailand) bahkan cangkang telur (Cina). Di banyak Negara maju 8-50% orang dilaporkan mengalami episode halitosis berulang atau menetap. Kenyataanya ada sebagian orang yang tidak menyadari mempunyai gejala halitosis dan ada sebagian orang yang justru merasa mengidap halitosis meskipun pada kenyataannya tidak (halitofobia). Meskipun nampaknya tidak berbahaya Halitosis ternyata dapat berkaitan dengan berbagai penyakit sistemik lain di luar rongga mulut. Halitosis juga dapat mempengaruh interaksi sosial penderitanya. Berikut akan dibahas berbagai penyebab bau mulut serta cara mendiagnosis dan tatalaksananya.

Etiologi / Penyebab Halitosis : 
Di dalam rongga mulut (intra oral)
Kolonisasi bakteri pada lidah, periodontitis kronik
Adanya Infeksi rongga mulut : gingivitis, perikoronitis, herpes simpleks

Di luar rongga mulut (Ekstra Oral) :
Infeksi rongga hidung dan tenggorokan (faring) : sinusitis kronik, benda asing
Kelainan saluran napas : Bronkitis kronik, Karsinoma Bronkus
Kelainan saluran cerna : Refluks gastroesofagus, Stenosis Pilorus, Ifeksi H.Pylori
Kelaianan metabolik : Ketoasidosis diabetikum, gagal ginjal, gagal hati

Psikogenik :
Orang yang merasa mengidap halitosis, meskipun pada kenyataannya tidak (Halitofobia)

Lain lain :
Makanan : Bawang putih, jengkol, pete, durian dan Merokok

Diagnosis
Diagnosis Halitosis umumnya berdasarkan penilainan klinis yang subyektif dengan mencium bau tidak sedap dari udara yang keluar melalui rongga mulut penderita. Seorang ahli terlatih, dapat membedakan beberapa tipe bau nafas yang mempunyai karakteritik tertentu seperti :
1. Bau tipe Periodontal : bau yang berasal dari sela gigi (kantung periodontal)
2. Bau dari pangkal lidah
3. Bau yang berasal dari gigi
4. Bau yang berasal dari hidung

Telah dikembangkan pula Skala Rossenberg oleh beberapa tenaga terlatih dalam penilaian derajat bau mulut dengan skala mulai dari 0-5 mulai dari tidak terdeteksi hingga terdeteksi sangat kuat.

Penilaian yang lebih objektif untuk menilai bau mulut adalah dengan menggunakan Halimeter, suatu alat portabel yang dapat mendeteksi produk produk pemecahan bakteri mulut yang disebut dengan volatile sulphur compound (VSC). Masih menggunakan penilaian VSC, yang sering digunakan dalam berbagai riset adalah Kromatografi (penilaian kuantitatif molekul penyebab bau mulut dari sampel udara nafas). 

Tatalaksana :

  1. Penatalaksanaan Halitosis adalah murni tergantung dari penyebabnya. 
  2. Hindari kebiasaan mengkonsumsi makananan berbau menyengat ataupun kebiasaan merokok
  3. Jaga kesehatan rongga mulut dengan cara menyikat gigi dan juga lidah secara teratur 
  4. Menyikat gigi dan berkumur sebaiknya dilakukan sesudah makan dan sebelum tidur. Di Bulan Ramadhan ini jangan lupa melakukannya juga setelah berbuka dan sahur. 
  5. Gunakan pasta gigi mengandung antimikroba dan obat kumur yang mengandung Klorheksidin glukonat, setilpiridium atau triklosan 
  6. Mengkonsumsi permen karet mengandung peterseli, mint atau cengkeh juga dapat membantu menghilangkan bau mulut
  7. Teratur berkonsultasi dengan dokter gigi untuk menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut 
  8. Alur tatalaksana Halitosis :

halitosis
Sumber : Firmansyah A, Halitosis : Diagnosis dan tatalaksana dalam Common Problems in Daily Pediatric Practice, Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan VII, IDAI Jakarta, 2010